Viva Sumsel

 Breaking News

Aktivis Pemuda Febri Zuluan : Pilkada Prabumulih, Antara Pemikiran Jernih dan Ketidakwarasan

Aktivis Pemuda Febri Zuluan : Pilkada Prabumulih, Antara Pemikiran Jernih dan Ketidakwarasan
Maret 15
09:57 2018

VIVA SUMSEL.COM, Prabumulih – Pemilihan Kepala Daerah selalu menjadi menjadi topik bahasan segala kalangan diberbagai lapisan masyarakat. Tak hanya kalangan intelektual masyarakat biasapun suka ‘ngomongin politik’ dimasa ini.

Seperti halnya Febri Zulian Aktifis pemuda pengamat pemerhati isu isu sentral asal Kota Prabumulih ini. Memberikan komentar nya terkait fenomena Paslon tunggal yang maju di Pilkada 2018 Kota Prabumulih yang bertarung meraih suara terbanyak melawan kolom kosong. Karena hal ini kali pertama nya di wilayah Sumsel tentunya ini jadi cukup menarik, ditambah lagi kontroversi munculnya gerakan komunitas aktifis pro kotak kosong yang belakangan muncul dan mensosialisasikan eksistensi mereka.

Nah disini lah mulai muncul berbagai pendapat pandandangan serta lontaran komentar beragam aroma kompetisi politik yang khas.

Berikut cuplikan singkat pendapat Febri terkait fenomena Paslon tunggal VS kolom kosong kepada krue Vivasumsel.com

Menurut Febri Pemilu merupakan produk demokrasi dinilai terlalu berlebihan di dalam masyarakat modern. Para aktivis muda kata dia akan mengatakan pada kita bahwa “tanpa pemilu tidak akan ada demokrasi”, dan bahwa “undang-undang pemilu merupakan salah satu instrumen hukum paling vital dalam kehidupan berdemokrasi”.

Dikatajannya, Mengingat 2018 sebentar lagi sumatera selatan dan khususnya kota prabumulih akan kembali mengadakan pesta demokrasi saya berpikir bahwa sebenarnya pemilu dan atau demokrasi hari ini merupakan Jalan pemikiran yang berdiri di atas asumsi bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat hanya dapat diberikan oleh pemerintah, khususnya pemerintah yang lahir dari hasil pemilu yang bersih dan baik.

Padahal, kata Febri negara-negaraegara-negara yang paling makmur dan sejahtera di dunia adalah negara-negara yang tidak pernah terlalu ribut soal proses pemilu contohnya swiss, hongkong dll semua tetap makmur namun tidak pernah d sibukan oleh pemilu yg harus saling gontok-gontokan memperebutkan kekuasaan.

“Di prabumulih saya menganalisa bahwa adanya paslon tunggal yang telah di dukung oleh seluruh partai dan di dukung oleh mayoritas masyarakat dari seluruh lapisan ini merupakan kali pertama dan akan berakhir dengan kemenangan yang luar biasa” ujar nya berspekulasi.

“Dengan adanya kemunculan kotak kosong yang menghantui masyarakat kota prabumulih saya berasumsi bahwa ini merupakan kegilaan atau ketidakwarasan ketika memang masyarakat termakan dengan isu kotak kosong, pasalnya kenapa tidak di katakan kegilaan apabila kotak kosong yang menang maka prabumulih akan terjadi kekosongan pemimpin dengan waktu yang cukup lama, ketika hal ini muncul kepermukaan seakan membuat saya geram pasalnya adalah ini akan mengacaukan & merusak sistem demokrasi yang selama ini telah kita jalankan” urai Febri yang sempat jadi ketua Gerakan Mahasiswa Prabumulih ini menambah kan.

“Saya berharap dengan ini masyarakat kota prabumulih dapat berpikir jernih dan normatif dalam menilai terhadap persoalan yang muncul saat ini demi terjaganya nilai demokrasi yang baik, bersih dan jujur” pungkasnya mengakhiri. (Nov)



About Author

redaksi Viva Sumsel

redaksi Viva Sumsel

Related Articles

0 Comments

No Comments Yet!

There are no comments at the moment, do you want to add one?

Write a comment

Only registered users can comment.

Email Subcribers

Loading

MEDIA PATHNER

Banner Partnership

BANNER PARTNERSHIP

MARHABBAN YA RAMADHAN

Kalender

Maret 2018
S S R K J S M
« Feb   Apr »
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

Banner PARTNERSHIP

Karir Pad Widget