Kuliah Akbar Kebangsaan Bakal Diikuti 25 Ribu Mahasiswa Se-Sumsel
VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Dalam meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, ditargetkan 25.000 mahasiswa Perguruan Tinggi yang ada di Sumatera Selatan (Sumsel) akan mengikuti kuliah akbar di Griya Agung dengan tema aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme secara serentak di seluruh Indonesia, kegiatan ini akan dilakukan pada tanggal 28 oktober 2017, bertepatan dengan hari sumpah pemuda.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden fatah Palembang Prof. Drs. H. M. Sirozi, MA. Ph.D selaku SO mengungkapkan, di Sumsel akan digelar kuliah akbar civitas akademika untuk deklarasi kebangsaan yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang ada di Sumsel. Hal ini dilakukan mengingat tindak lanjut pertemuan pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia tanggal 25-26 September 2016 di Bali.
“Salah satu Keputusan dari peetemuan di Bali beberapa waktu lalu yakni, menghimbau kepada seluruh rektor untuk mendeklarasikan aksi kebangsaan melawan radikalisme kepada civitas akademika di daerah-daerah yang ada di seluruh Indonesia, ujarnya saat konferensi pers di aula Rektorat, minggu (15/10).
Lanjut Shirozi, pada tanggal 28 nanti, akan dilakukan Upacara memperingati hari sumpah pemuda, dilanjutkan orasi kebangsaan yakni Pidato dari gubernur, pidato Bupati, dan walikota dilanjutkan kuliah akbar dari salah satu menteri yang akan ditugaskan dari pusat, dan pembacaan deklarasi kebangsaan, urainya.
Kegiatan ini akan dilakukan serentak di seluruh Indonesia dengan melibatkan 4,5 juta peserta, yang dilakukan di 350 kabupaten/kota pada 34 Propinsi dengan dosen, staf, maupun mahasiswa dengan pemerintah untuk menjaga Indonesia dari isu SARA, kebencian, fitnah dan adu domba.
Sirozi menambahkan, generasi muda khususnya mahasiswa mempunyai wawasan yg kuat, komitmen yang kuat terhadap 4 konsensus Nasional yakni, pancasila, UUD, NKRI, dan Bhineka tunggal ika.
“Diharapkan dengan adanya kuliah akbar ini, dapat menjadi spirit dan komitmen, mahasiswa dan masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik dengan pemikiran dan ideologi lain yang bertolak belakang dari pancasila dan UUD. Semua pihak yang konsensus penting untuk kemajuan dan masa depan bangsa. Cara berfikir dan bertindak, harus dengan satu keyakinan, tegasnya.
Sirozi menegaskan, di kampus belum ada gerakan yang masif seperti radikalisme. Di UIN sendiri sudah cukup merespon dan menyikapi hal-hal yang l untuk berbangsa dan bernegara. Dan pihak kampus teeus memonitor dan jangan sampai ada radikaliame di kampus UIN Raden Fatah Palembang. (DNK)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment