Peserta Bonn Challenge Bakal Kunjungi Lahan Restorasi Gambut di OKI
VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Bonn Challenge High Level Meeting ke 4 di Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), secara resmi dibuka oleh Gubernur, Sumsel. Pembukaan diawali dengan sejumlah pameran dihalaman Griya Agung dan berlangsung 9-10 Me1 2017. Sebanyak 27 negara dipastikan hadir dalam kegiatan restorasi lahan yang rusak, pasca Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah) pada 2015 lalu.
Plt Sekda Provinsi Sumsel, Joko Imam Santosa mengatakan jumlah peserta yang ikut pada tahun ini mengalami peningkatan hal ini cukup membuktikan adanya komitmen yang kuat seluruh negara peserta terhadap pentingnya mengatasi masalah sosial dan lingkungan
Ia menambahkan pelaksanaan akan diisi dengan rangkaian kegiatan ragam pameran kemudian para peserta diajak meninjau wilayah Sepucuk, Kabupaten OKI, dimana wilayah ini berhasil dalam restorasi gambut, dan hari berikutnya Rabu (10/5) para peserta mengikuti rapat terbatas di Griya Agung Palembang.
“Banyak yang terlibat dalam giat ini mulai dari mahasiswa hingga pejabat setingkat menteri, ataupun perwakilan negara yang peduli akan lingkungan hidup dari berbagai belahan dunia,” kata Joko dalam conference Pers, Senin (8/5) di ruang bina praja Pemprov Sumsel.
Dijelaskan, The Bonn Challenge adalah suatu inisiatif restorasi landskap kritis yang terbesar dunia yang pernah ada. Targetnya pada Tahun 2020 untuk Merestorasr 150 juta hektar hutan dan lahan degradasi atau kritis, dan ditingkatkan menjadi sebesar 200 juta hektar pada Tahun 2030 sesuai Deklarasi New York 2014 tentang Hutan.
“Bonn Challenge ini diselenggarakan untuk berkontribusi terhadap restorasi lanskap hutan. Restorasi lanskap hutan yang akan membangun tujuan ganda antara kepentingan sosial dan lingkungan, mitigasi dan perubahan iklim,” terang Joko.
Kata Joko, Pemprov terus berupaya mempercepat provinsi ini menjadi kawasan yang “green growth” sebagai langkah nyata Sumsel terus mengantispasi agar tidak terjadi kebakaran lahan gambut dan bentuk lainnya dengan membertuk 152 desa peduli api serta ribuan pos penjagaan untuk memonitor kemunculan api. (anz)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment