Viva Sumsel

 Breaking News

Hasan Dan Betty Kedapatan Produksi Tahu Berformalin

Hasan Dan Betty Kedapatan Produksi Tahu Berformalin
Juni 12
20:10 2017

VIVA SUMSEL.COM, Palembang –  Dua orang pemilik rumah produksi tahu di jalan Padang Selasa, Bukit Besar Palembang kedapatan mencampur formalin kedalam tahu hasil produksinya. Mereka tak dapat mengelak lagi ketika Wakil Walikota, Fitrianti Agustinda didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, Hj. Letizia beserta jajaran menyambangi rumah produksi tahu di kawasan itu. Ketika ditanya, mereka hanya bisa beralibi dengan perkataan tidak menyadari kalau bahan pengawet digunakan ialah formalin. Hasil penelusuran lebih jauh juga mendapati bahwa rumah produksi yang digunakan ternyata tidak memiliki izin.

Agustina alias Betty dan Hasan, dua orang pedagang nakal ini tak bisa berbuat banyak ketika Fitri menemukan kandungan zat berbahaya pada tahu, Senin (12/6) saat inpeksi mendadak (sidak) didua rumah produksi tahu itu.

“Ini usaha dari ayah saya yang sudah berdiri sejak lima tahun lalu, dan baru awal bulan puasa ini memakai formalin supaya lebih awet,” ucap Hasan kepada Fitri.

Kepada Fitri ia menerangkan bahwa tahu berformalin hasil buatnnya ini dikirimnya kejumlah pasar tradisional, termasuk pasar Induk Jakabaring.

Sementara, Agustina berdalih bahwa dirinya tidak menyadari kalau bahan pengawet yang ia pakai ialah formalin. Ia beralasan mendapatkan cairan pengawet itu dari pedagang yang langsung mengantarkan ke rumah produksinya.

“Saya membeli satu jeriken yang berisi 20 liter larutan pengawet seharga Rp800 ribu untuk memproduksi 1500-2000 tahu setiap harinya untuk dijual di pasar Plaju dan Lemabang. Saya tidak tahu bu kalau itu formalin dan saya sudah empat tahunan memakainya. Saya tahunya itu air garam,” elaknya

Sementara itu, produsen tahu yang dinyatakan bebas formalin Firyanto alias Ateng mengambahkan, sejak 2000 an lalu ia membuka bisnis produksi tahunya tanpa memakai bahan pengawet yang berbahaya bagi tubuh.

“Produksi saya itu lebih dari 100 kilogram sehari, dan saya dari awal menegaskan kepada tujuh pegawai saya untuk tidak memakai bahan pngawet yang berbahaya meskipun tingkat penjualan setian Ramadhan menurun,” cetusnya.

Menanggapi temuan ini, Fitri berkata akan menyerahkan masalah ini kepada pihak yang berwajib. Ia sangat menyayangkan, tahu yang sudah menjadi makanan pokok yang memasyarakat bagi masyarakat kalangan bawah hinga atas ini kerap dimanfaatkan pengusaha nakal, terlebih meningkatnya permintaan tahu disejumlah pasar tradisional di bulan Suci Ramadhan tahun ini

“Dari tes sample yang langsung kita lakukan dilokasi pembuatan tahu bersama Dinas Kesehatan Kota Palembang ternyata tahu yang siap edar ini fositif mengandung formalin,” cetusnya.

Terpisah Kepala Dinkes Kota Palembang Letizia menguraikan, berdasarkan hasil tes tersebut pihaknya mendapati dua rumah produsen tahu yang positif mengandung formalin dimana melebihi 1,5 mg/l dengan tingkat kekentalan yang sangat tinggi, sehingga kalau dikonsumsi secara berkala akan menimbulkan efek yang sangat buruk bagi tubuh.

“Tadi setelah kita tes memakai formaldehyde test ternyata benar mengandung formalin. Jelas kalau ini dikonsumsi akan menimbulkan gejala kanker, gagal ginjal bahkan berujung kematian,” paparnya (anz).



About Author

redaksi Viva Sumsel

redaksi Viva Sumsel

Related Articles

0 Comments

No Comments Yet!

There are no comments at the moment, do you want to add one?

Write a comment

Only registered users can comment.

Email Subcribers

Loading

MEDIA PATHNER

Banner Partnership

BANNER PARTNERSHIP

MARHABBAN YA RAMADHAN

Kalender

Juni 2017
S S R K J S M
« Mei   Jul »
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930  

Banner PARTNERSHIP

Karir Pad Widget