PTN Dan PTS Masih Minim Dosen Bergelar Doktor
VIVA SUMSEL.COM – Palembang, Perguruan Tinggi (PT) negeri dan swasta di Indonesia masih minim dosen bergelar Doktor (S3) dan jurnal internasional. Berdasarkan informasi yang didapatkan vivasumsel.com dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) melalui Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti Jamad Wiwoho, PTN dan PTS di Indonesia masih sangat minim akan guru besar dan Dosen bergelar Doktor (S3) serta jurnal Internasionalnya.
Menurutnya, dari 500 ribuan Dosen yang terdaftar di seluruh PT di Indonesia hanya memiliki sekitar 5.000an Dosen yang bergelar S3 dan untuk Jurnal Internasional di PT tercatat baru 4.000an paper. “Mengenai data pastinya masih belum terpetakan, tapi melalui data sementara jika dibeberkan hanya 10 persen dosen S3 dari seluruh dosen yang terdaftar di Kemenristek Dikti,” tutur Jamad.
Berangkat dari fakta tersebut, pihaknya tenga mendorong setiap dosen yang masih bergelar master untuk segera lanjut ke S3. “Bagi mereka yang masih bergelar master harus segera kuliah lagi yntuk mengambil gelar Doktor, dan bagi mereka yang sudah Lektor maka harus menjadi Guru besar. Sedangkan bagi yang menjadi Guru besar tentunya mereka harus tetap berkarya melalui penelitian untuk penulisan jurnal Internasional,” tegas Jamad, Kamis (1/12).
Dikatakannya, sudah dijelaskan dalam undang-undang (UU) Dikti, jika salah syarat untuk menjadi dosen minimal bertitle Master (S2).
“Jumlah dosen bergelar Doktor di Indonesia memang tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan Thailand, Singapura dan Malaysia yang mayoritas dosennya sudah bergelar Doktor. Jadi para dosen harus bersemangat untuk meningkatkan kualitasnya agar outputnya dapat melebihi kualitas jebolan negeri tetangga,” harapnya.
Selain itu, dikatakan Jamad, dari sebuah lembaga survei dunia menunjukkan grafik jika Indonesia sendiri kalah dengan negara-negara lainnya di Asia terutama oleh negera Thailand, Singapura dan Malaysia.
“Kami juga mengupayakan untuk mendorong dosen-dosen untuk membuat jurnal Internasional yang masuk kriteria indeks Scopus. Setidaknya minimal sama dengan Malaysia yang jurnal internasionalnya saat ini sudah mencapai 22.000an paper,” pungkasnya
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment