20 TTI “Serbu” 10 Pasar di Kota Palembang
Viva Sumsel.com – Palembang, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) akan mendorong Toko Tani Indonesia (TTI) dapat diperbanyak hingga ke seluruh pasar tradisional yang ada di Sumsel. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pasokan harga pangan di tingkat petani, serta untuk mempercepat penjualan produksi hasil pertanian tanpa melalui mata rantai perdagangan yang marak terjadi.
Menurut Sekretaris Daerah Sumsel, Mukti Sulaiman, Pemprov Sumsel sangat mengharapkan dukungan penuh Kementerian Pertanian serta seluruh Kepala Daerah di Sumsel agar TTI dapat terwujud di seluruh pasar yang ada di Sumsel. Saat ini, keberadaan TTI baru dikembangkan di beberapa pasar tradisional di kota Palembang, seperti di Pasar Gubah, Km 5, Cinde, Sekip Ujung, Bukit Kecil, Kebun Semai, Tangga Buntung, Soak Bato, Lemabang, dan Padang Selasa.
“Dengan adanya TTI di sejumlah pasar tradisional di Sumsel, kita harapkan kestabilan harga terjaga dan jangan sampai pada musim panen harga gabah jauh meningkat diakibatkan adanya mata rantai pasokan hasil pertanian,” ungkap Mukti saat Launching TTI Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) Tahun 2016 di Halaman Pasar Bukit Kecil (Pasar Gubah), Senin(28/3).
Mukti mengatakan, TTI ini ditujukan untuk menyerap produk pertanian, menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di tingkat petani serta memberikan stabilisasi harga dan kemudahan akses pangan di tingkat konsumen.
“Hasil pertanian dapat secara langsung dijual ke pasaran yang dikoordinir Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) tanpa perlu lagi melalui tengkulak, sehingga dapat dipastikan harga beras yang didapatkan akan jauh lebih baik,” terangnya.
Menurut Mukti, mata pencaharian masyarakat Sumsel 70 persen di bidang pertanian secara luas. Untuk itu, Pemprov Sumsel sangat menyambut baik launching TTI ini dengan harapan kesejahteraan petani Sumsel dapat terus meningkat.
“Kita harapkan TTI juga dapat disambut baik masyarakat dan dimanfaatkan Gapoktan Sumsel,” harap Mukti.
Sementara itu, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Tjuk Eko Hari Basuki mengatakan, Pemerintah mencoba mengembangkan TTI di 33 Provinsi di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian petani dan masyarakat sehingga terus terjaga. Menurutnya, dengan adanya TTI petani dapat menjual hasil pertaniannya dengan harga yang menguntungkan dan sebaliknya kemampuan daya beli masyarakat meningkat.
“Seperti halnya launching TTI di Palembang merupakan yang pertama di Indonesia. Walaupun pada awalnya sedikit terlambat, namun hasil akhirnya membuktikan Sumsel pertama di Indonesia melaunching TTI,” pungkas Tjuk Eko.
Ditempat yang sama, Dirut PD Pasar Palembang Jaya, Apriadi Busri mengatakan,sementara ini baru 20 TTI yang disebar di 10 pasar dikota Palembang, masing-masing pasar terdapat dua TTI namun kedepannya angka ini dapat bertambah lagi secara bertahap diseluruh pasar di kota Palembang yang berjumlah 40 pasar baik pasar swasta maupun pasar milik pemerintah.
“Mengenai kemasan berasnya terdapat dua pilhan ada yang kemasan 2 kg dan ada yang kemasan 5 kg dengan masing-masing perkilogramnya Rp 7.500,” paparnya.
terkait distribusinya sendiri Apriadi menambahkan pihaknya akan mengawasi suplay beras tersebut langsung dari Gapoktan melalui TTI. Pengwasan ini penting dilakukan agar jangan ada satu TTI justru mendapat suplay beras yang banyak untuk itu maka perlu adanya batasan supplay beras di masing-masing TTI yang sementara ini dibatasi satu ton hingga dua ton beras saja. (anz/rel).
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment