Syafii Efendi “Open Mindset” Enterpreneur Mahasiswa Kesehatan di Sumsel
VIVA SUMSEL.COM – Palembang, Sebanyak 2000 mahasiswa kesehatan se-Sumatera Selatan (Sumsel) mengikuti seminar motivasi nasional medicalpreneur bertemakan Saatnya Sukses Semuda Mungkin, di Dermaga Convention Center (DCC) Benteng Kuto Besak (BKB), Minggu (30/10). Seminar yang dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Sumsel, Ishak Mekki ini menghadirkan motivator muda Indonesia sekaligus penulis best seller Syafii Efeendi
Manager Area Indonesian Enterpreneur Club Sumsel, Jaka Haris mengatakan pihaknya mempromosikan seminar ini ke seluruh kampus di Sumsel sejak awal Oktober 2016. Bersama dengan anggota Entrepreneur Club Sumsel, Harlis ingin menciptakan mental anak muda untuk menjadi pengusaha, tanpa terkecuali. Untuk biaya registrasi atau pendaftaran Rp 100 ribu per peserta. Selain dapat mengikuti seminar, para peserta akan mendapat sertifikat nasional yang dikeluarkan oleh PPNI, IBI, IAI, Dinkes provinsi, mendapat e-book 24 prinsip milyader yang dicerahkan, audio dan video relaksasi belajar, serta bisa konsultasi secara online dengan Enterpreneur Club se-Indonesia.
“Perawat atau tenaga medis lainnya juga memiliki kesempatan untuk menjadi pengusaha. Bahkan mereka memiliki nilai tambah, mereka bisa menjadi pengusaha yang menguasai keahlian medis,” tambahnya.
Sementara Syafii Efendi mengatakan seminar ini bertujuan guna mengajak anak muda Sumsel untuk mandiri secara mental wawasan dan keuangan, kita tidak ingin mahasiswa Sumsel terjebak dalam situasi yang merugikan mereka maupun bangsa Indonesia. Dengan motivasi melalui seminar ini diharapkan mahasisiwa Sumsel dapat mempunyai mimpi untuk menjadi seorang entrepreneur.
“Banyak yang berfikir ketika lulus akan menjadi seorang perawat,bidan atau tenaga medis lainnya kenapa tidak memberanikan diri dengan membuka tempat usaha sendiri misalnya dengan membuka praktek atau bisa juga membuka klinik kesehatan sendiri,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk memenangi persaingan didunia kerja tidak cukup dengan hanya mengandalkan ijazah semata namun harus didukung dengan atitud, skill dan relasi, kondisi seperti inilah yang menjebak mahasiswa untuk selalu ikut persaingan dalam mencari kerja dan pada akhirnya mereka hanya temangu karena kalah dalam persaingan.
“Maka dari hal yang perlu dilakukan adalah merubah open mindset meraka agar jangan tergantung dengan mencari pekerjaan yang ujung-ujngnya hanya menjadi seorang pekerja bukan owner atau pemilik suatu usaha,” imbuhnya.
Ia menjelaskan sesungguhnya perputaran uang di sektor keuangan cukup besar yakni mencapai Triliunan rupiah artinya kesempatan disektor ini cukup terbuka namun sayangnya mahasiswa kita banyak yang belum tergerak menjadi seorang enterprenuer padahal MEA kini sudah berjalan dimana banyak tenaga kesehatan asing masuk ke Indonesia dengan berbagai macam keahliannya dan bukan tidak mungin mereka yang menjadi owner-owner tempat-tempat usaha dibidanng kesehatan sementara kita hanya sebagai tenaga kerjanya saja.
“Ini saya sebut sebagai kondisi negative dimana tenaga lokalkita hanya bisa menjadi penonoton dinegeri sendiri, bila tidak segera diantisiapasi maka ketakutatan itu akan benar-benar terjadi,” cetusnya.
Lewat seminar ini Syafii ingin menyapaikan bahwa ini merupakan pekerjaan rumah (PR) kita semua, bukan hanya pemerintah.
“Jadi mari kita ubah mindset kita yang selama ini hanya bercita-cita menjadi PNS atau swasta, untuk menjadi pengusaha yang dapat memberikan pekerjaan kepada sesame orang Indonesia,” pungkasnya. (anz).
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment