Usai Sholat Jumat, Umat Muslim Sumsel Serukan #Save Rohingya
VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Seruan #save Rohingya dikumandangkan oleh ratusan umat muslim kota Palembang, Jumat (8/9), Usai sholat Jumat, mereka mengelar aksi damai peduli Rohingya di Bundaran Air Mancur (BAM), selain menggelar orasi massa juga mengumpulkan sumbangan kepada pengedara bermotor yang lalu lalang dikawasan itu.
Umat islam Sumatera Selatan menuntut agar kekerasan yang dialami muslim Rohingya harus segera dihentikan, berbagai kecaman juga mereka tujukan bagi pemerintah Myamnar dengan menyebut pemimpin negara itu sebagai sampah kemanusiaan.
“Kita siap membantu muslim Rohingya, kita siap berangkat kesana, disana telah terjadi pembataian, tak mungkin kita hanya berdiam diri saja melihat kekejian yang dialamai muslim Rohignya,”seru Ketua Forum Umat Islam (FUI) Sumsel, Umar Said saat menyampaikan orasinya dari atas mobil komando.
Umar Said juga menyampaikan umat islam di sini tidak hanya sebatas mengeluarkan sikap dan kecaman saja, melihat kondisi ini, seluruh ormas islam sumsel juga telah bergerak menggalang dana bantuan dari berbagai donatur mulai dari aksi menggalang sumbangan di perempatan jalan hingga mendatangi rumah warga yang peduli akan nasib sesama muslim.
“Kecaman memang wajib disampaikan namun ada hal yang lebih penting lagi yakni bantu mereka dengan logistik, logistik sangat dibutuhkan mereka mengingat informasinya mereka juga mengalami kelaparan karena akses bantuan kemanusiaan ditutup oleh pemerintah Myanmar,” tegasnya.
Kecaman seupa juga datang dari Sekjen Front Pembela Islam (FPI) Sumsel, Habib Mahdi. Bahkan ormasnya menolak kedatangan kontingan Myanmar dalam Asian Games 2018 mendatang.
“Kami menginginkan agar pemerintah memboikot Myanmar dalam Asian Games seperti diketahui negara ini telah melanggar hak-hak kemanusian memperlakukan dengan keji muslim Rohingya,” ujarnya.
Ia juga menyinggung nobel perdaimaian yang diraih oleh Aung San Suu Kyi karena sesungguhnya tak pantas Presiden Myanmar itu mendapatkannya, peraih nobel justru menempatkan hak-hak kemanusiaan pada tempat tertinggi bukan sebaliknya malah menginjak-nginjak hak kemanusiaan itu.
“Cabut nobel perdamaiannya, usir Dubes Myanmar dan putuskan kerjasama ASEAN dengan negara itu,” ujar Habib Mahdi dengan nada geram (anz)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment