Tiga SMAN di Palembang Terima Siswa Baru Lintas Zonasi
VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Pada implementasi Kurikulum Cambridge tahun ajaran 2018/2019 jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), dua sekolah di Kota Palembang membuka penerimaan peserta didik baru (PPDB) lebih awal yakni pada 11-13 Januari 2018.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumatera Selatan (Sumsel) Widodo saat dibincangi awak media melalui ponselnya, Ahad (7/1). PPDB untuk sekolah yang menerapkan Kurikulum Camridbe sudah jalan pada 11-13 Januari ini. Kedua sekolah yang membuka PPDB lebih awal tersebut yakni SMAN 1 dan SMAN 17 Palembang.
“Akan kita sosialisasikan kepada masyarakat mengenai nilai plusnya siswa Sumsel belajar kurikulum tersebut. Salah satunya bisa dapat beasiswa untuk kuliah di luar negeri yang berafiliasi dengan Cambridge, termasuk Oxford,” terangnya.
Sampai hari ini, diakui Widodo, baru ada dua tambahan sekolah yang menerapkan Kurikulum Cambridge selain SMAN Sumsel dan SMA IGS Palembag.
“Yang lain diagendakan tahun depan,” harapnya.
Senada, Kepala SMAN 1 Palembang Nasrul Bani menambahkan, PPDB Cambridge itu berawal dari sistem baru, kemudian ada juga hasil konsultasi dari pihak Cambridge itu sendiridan Sampoerna Foundation serta 14 kepala sekolah negeri dan swasta dari beberapa kabupaten/kota di Sumsel.
Nasrul menjelaskan, SOP PPDB sendiri yakni dimulai dari sosialisasi kepada seluruh kepala SMP di Sumsel pada 8-10 Januari. Kemudian pendaftaran secara online dan verifikasi pada 11-13 Januari dengan tes tertulis pada tanggal 15 Januari dan pengumumannya tanggal 16 Januari.
“Sosialisasinya sendiri sudah berjalan, sementara Juknisnya sudah disebar se-Sumsel. Namun secara resmi akan kita mulai ke Kepala SMP pada tanggal 8 Januari nanti secara sporadis,” ujarnya.
Sementara untuk daya tampung sekolahnya tahun ajaran 2018/2019 ini sekitar 432 siswa untuk 12 rombel.
“PPDB ini kita bebas tidak menerapkan zonasi khusus SMAN 1, 17 dan SMAN Sumsel itu lintas Zonasi,” akunya.
Menurutnya, alasan pihaknya menerapkan sistem PPDB lintas zonasi ini untuk menjaring anak yang cerdas baik yang pra-sejahtera dan mampu secara finansialnya.
“Nantinya akan ada tes Toefl. Dari sana maka akan kita tentukan peringkatnya,untuk masuk ke kelas Cambridge. Dimana kita menyiapkan tiga kelas Cambridge dengan kapasitas maksimal 20 siswa,” paparnya.
Selain itu, ia menguraikan, nantinya akan ada pemetaan yang menghasilkan silabus khusus, di mana anak itu belajar kurikulum Cambridge dan nasional secara bersamaan.
“Pelaksanaannya itu tingkat keluasan materi lebih tinggi dibanding nasional dan juga bahasa penyampaiannya kita usahakan dominan bahasa Inggris,” tutupnya. (Ejak)









There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment