Verifikasi SNMPTN Dibuka! Unsri Minta Sekolah Segera Daftarkan Siswanya Kuliah
VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Sebagai salah satu pelaksana Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Universitas Negeri Sriwijaya (Unsri) mengimbau sekolah untuk segera mendaftarkan siswanya untuk mengikuti tes tersebut.
Hal ini lantaran pada 13 Januari – 10 Februari 2018 pengisian dan verifikasi PDSS sudah dimulai. Kemudian pada 21 Februari – 6 Maret 2018 Pendaftaran SNMPTN dan pengumumannya pada 17 April.
Warek Bidang Akademik/Ketua Panitia SNMPTN 2018 Unsri prof Zainuddin Nawawi mengatakan, ini sudah memasuki tahap pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Dimana untuk sekolah terakresitasi A bisa mendaftarkan 50 persen dari total siswa kelas XII-nya, untuk akreditasi B sebanyak 30 persen dan yang terakreditasi C hanya 10 persen serta sekolah yang belum terakreditasi hanya lima persen saja.
“Yang menyeleksi adalah sistem, jadi daftarkan saja semua siswanya. Jangan sampai kalau sudah diterima mereka tidak mendaftar ulang. Sebab kalau tidak, sekolah tersebut akan dipertimbangkan untuk dapat dilibatkan kembali tahun berikutnya. Sementara kalau ditemukan kecurangan maka akan dikenakan sanksi tidak boleh terlibat selama beberapa tahun,” katanya, saat menggelar konferensi pers di ruang rapat PPJK kampus Unsri Bukit, Palembang, Kamis (25/1).
Nantinya, bagi calon mahasiswa diperbolehkan untuk mendaftar di dua PTN dan maksimun tiga program studi.
“Kalau memilih dua PTN, salah satunya harus memilih PTN di domisili provinsinya. Kalau hanya satu, ia bebas memilih PTN-nya,” tegasnya.
Senada, Humas dan Promosi SNMPTN 2018 Unsri prof. Zulkifli Dahlan menambahkan, agar para calon mahasiswa memperhatikan persyaratan di prodi yang ditujunya. Sebab sistemnya nanti akan menyeleksi nilai siswa berdasarkan nilai raport semester I-V yang mengacu pada jurusan tersebut.
“Misalnya, nilainya yang tinggi itu adalah IPA namun ia memilih jurusan IPS. Jelas ia akan digugurkan oleh sistem karena nilainya pelajaran IPS tidak tertera di raportnya,” ujarnya memberikan contoh.
Sementara disinggung mengenai alasan nilai ujian nasional (UN) tidak lagi menjadi penilaian kelulusan SNMPTN, ia menjelaskan, hal tersebut dikarenakan waktunya tidak sinkron dan dari banyak kasus ada yang kecurangan saat UN.
“Ada dua penilaian yakni potensi akademik (nilai raport) dan portopolio misalnya juara karya ilmiah bukan pesertanya,” pungkasnya. (Martin)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment