Gaya Hidup Bos Abu Tours Ternyata Suka Plesiran
VIVA SUMSEL.COM, sebanyak 16.467 calon jamaah umrah dari 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan (Sulsel) kini tertunda pemberangkatannya ke Tanah Suci. Belum lagi dari Sumatera Selatan berdasarkan data dari Kantor Wilayah Sumatera Selatan Kementerian Agama, ada 1.660 calon jamaah juga nasibnya kini terkatung-katung.
Padahal, mereka calon jamaah di Sulsel telah membayar ongkos naik umrah senilai Rp 15 hingga 16 juta beberapa bulan beberapa tahun lalu. Ongkos yang dibayar tersebut merupakan nominal dari paket promo yang ditawarkan perusahaan asal Makassar, Sulawesi Selatan. Dari belasan ribu calon jamaah yang telah menyetor, entah berapa miliar rupiah uang jamaah kini menumpuk di rekening Abu Tours.
Manajemen Abu Tours melalui Chief Executive Officer Abu Tours Travel, Hamzah Mamba saat menanggapi kemelut ini mengatakan, pihaknya tetap memiliki komitmen memberangkatkan seluruh calon jamaah yang telah melunasi pembayarannya. Dia juga mengeluarkan maklumat kepada calon jamaah. Dalam maklumat tersebut, calon jamaah yang belum jelas nasibnya malah diminta lagi menambah pembayarannya plus diminta mengajak calon jamaah baru.
“Untuk itu bagi jamaah/agen yang mengambil paket promo wajib menambah biaya paket umrah yakni dengan opsi sebagai berikut:
- Menambah biaya paket Rp 6 juta dan mengajak 2 jamaah baru dengan harga paket Rp 21 juta.
- Menambah biaya paket Rp 10 juta dan mengajak 1 jamaah baru dengan harga paket Rp 21 juta.
- Jika jamaah/agen yang telah mendaftar dan tak mengajak jamaah baru maka wajib membayar paket Rp 15 juta dan berhak mendapatkan bonus voucher umrah 3 lembar dengan nilai per voucher Rp 5 juta,” demikian penggalan isi maklumat yang dibagikan saat Hamzah konferensi pers di Makassar, Jumat (9/2/2018).
Dia beralasan, penambahan biaya dikenakan sekaitan terbitnya kebijakan Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus 2018 yang menetapkan harga standar minimal umrah Rp 20 juta serta adanya penetapan pajak progresif 5 persen oleh pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia.
“Hal ini menyebabkan jamaah yang telah membayar paket umrah promo di bawah harga standar Kemenag agar menambah biaya, plus biaya pajak progressif,” kata Hamzah.
Bagi jamaah yang bersedia melakukan penambahan biaya dan mengajak jamaah baru akan langsung diberangkatkan dalam tempo 4 hingga 7 hari setelah penambahan.
Sedangkan jamaah yang tak bersedia, Hamzah mengklaim jika pihaknya tetap berkomitmen untuk memberangkatkan umrah, namun hingga kemampuan keuangan manajemen Abu Tours memungkinkan.
Dalam konferensi pers tersebut, Hamzah juga mengungkapkan awal masalah menimpa Abu Tours. Perusahaannya kini sedang rugi. Kerugian berawal dari masalah Qatar Airlines yang dilarang terbang ke Arab Saudi pada pertengahan Juni 2017. Juga terkena imbas dari beberapa rekannya yang menawarkan tiket, namun gagal berangkat.
“Saat itu kami berusaha menyelamatkan jamaah dari tanggal 5 Desember dengan menerbangkan semua dari palembang, Medan, Lampung, Surabaya melalui embarkasi Makassar. Pada saat itu biaya tiket saat mahal, namun karena saya tidak mau kekecewaan dari jamaah, saya berusaha memberangkatkan,”kata Hamzah.
Hal tersebut menurut Hamzah menimbulkan kerugian bagi perusahaannya dan pada saat itu ia masih berusaha memberangkatkan calon jamaah. Namun adanya tambahan kebijakan berupa pajak dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi, akhirnya Abu Tours dinilai tak bisa berbuat banyak.
Kemelut Abu Tours membuat Hamzah akhirnya tampil di hadapan sejumlah pewarta di sebuah rumah makan di Makassar, Jumat kemarin.
Padahal, selama ini, dia dikenal sebagai sosok pengusaha berusia muda yang tak suka tampil melalui media massa, walau dirinya memiliki perusahaan penerbit surat kabar hingga stasiun radio.
Hamzah mengatakan, dirinya bukan tidak mau tampil di hadapan publik, tapi sedang bekerja agar semua calon jamaah bisa berangkat ke Tanah Suci dan mendapatkan pelayanan terbaik.
“Selama 8 tahun saya jalankan Abu Tours sampai 2017 terakhir, apapun resikonya saya selalu berusaha memberangkatkan jamaah saya tepat pada waktunya. Dan, saya pun belum pernah gagal memberangkatkan jamaah saya, walaupun ada kegagalan, saya selalu menanggung kerugian itu,” tutur pria asal Takalar, Sulsel ini.
Pada kesempatan itu, dia juga menyebut jika kemelut menimpa perusahaannya juga dipengaruhi kasus sejumlah biro perjalanan umrah dan haji yang tersangkut kasus penipuan, antara lain First Travel.
“Namun, dengan kejadian beberapa teman (pengusaha) travel yang berjatuhan, sehingga berakibat fatal bagi kami, ditambah lagi isu yang terus terbangun, membuat kami kesulitan. Lalu adanya ketentuan pemerintah membuat kami tidak bisa bergerak, seperti jual harga di bawah ketentuan Depag dan tak ada lagi penjualan untuk tahun berikutnya, sehingga membuat kami sangat kesulitan,” katanya.
Walau tak suka tampil melalui media massa, namun Hamzah merupakan sosok yang aktif melalui media sosial. Dia memiliki akun Instagram bernama @abuhamzah12, dimana followers-nya sebanyak 2 ribuan. Dari akunnya, terlihat Hamzah adalah sosok yang kerap plesiran (Tribuntimur.com).
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment