Bawaslu Diminta Awasi Pemanfaatan Event Asian Games Untuk Kepentingan Kampanye
VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Pilkada Sumsel 2018 telah menetapkan empat pasang Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sumsel periode 2018-2023. Mereka adalah Herman Deru – Mawardi Yahya, Ishak Mekki – Yudha Pratomo Mahyudin, Dodi Reza Alex Noerdin- Giri Ramanda Kiemas dan Aswari Riva’i – Irwansyah. Sementara besok akan diselenggarakan pengundian nomor urut di Hotel Novotel Palembang kemudian nantinya akan disusul paparan visi misi dan debat kandidat serta masa kampanye.
Dengan sahnya empat pasangan calon maka kerja pengawasan bawaslu telah dimulai. Terkait hal itu, Kelompok Diskusi Demokrasi Sumsel (KoDDeS) meminta Bawaslu untuk kerja profesional dan imparsial.
“Ini adalah waktunya bagi Bawaslu yang dibayar oleh negara untuk bekerja menegakkan aturan dan hukum yang berlaku dan menjaga agar pilkada Sumsel berlangsung luber dan jurdil,” demikian disampaikan Husnul Khotimah, Sekretaris pelaksana KoDDes kepada media, seusai penetapan paslon di KPUD Sumsel, Palembang, (12/2).
KoDDes meminta Bawaslu untuk kerja ekstra mengawasi kemungkinan pemanfaatan evet Asian Games 2018 untuk kepentingan kampanye anaknya gubernur. Menurut pemantauan yang dilakukan pihaknya, terdapat banyak keluhan di sosial media baik di facebook, instagram, twitter yang mempertanyakan kegiatan sosialisasi Asian Games itu.
“Para tokoh dari berbagai daerah diundang ke Griya Agung untuk mendengar paparan tentang Asian Games lalu pulang dapat souvenir kain atau apa begitu dan di situ ada photo keluarga gubernur, ada photo Dodi di situ, ini harus diteliti oleh Bawaslu. Melanggar atau tidak,” ujarnya.
KoDDes sendiri mengaku heran, apa urgensinya acara Asian Games disosialisasikan ke tokoh-tokoh daerah. Itu acara olah raga biasa. Tuan rumahnya Jakarta dan Palembang. Di Jakarta tidak ada kegiatan pemanggilan tokoh-tokoh model begitu. Bukankah lebih urgen mempersiapkan pembinaan prestasi agar Indonesia menang, prestasinya bagus, rangkingnya rendah, syukur kalau juara.
“Kita harus belajar dari kegetiran di bidang olah raga ini. Coba ingat saat PON XIX yang lalu, Sumsel ini punya fasilitas olah raga kelas dunia dan dibangga-banggakan dimana-mana tetapi prestasi olah raganya jelek. Hasil PON lalu rangkingnya ada di urutan ke-21 dari 33 provinsi. Malu kita punya Jakabaring tapi tinggi rangking,” pungkasnya. (DNK/ril)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment