Viva Sumsel

 Breaking News

Debat Pilgub Sumsel, Dari Miskin Kreatifitas Hingga Logika Sebab Akibat Yang Tidak Realistis

Debat Pilgub Sumsel, Dari Miskin Kreatifitas Hingga Logika Sebab Akibat Yang Tidak Realistis
Maret 17
11:09 2018

VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Pemerhati Sosial Politik/Direktur Executif Forum Demokrasi Sriwijaya, Bagindo Togar Butar – Butar  menilai, tampilan Para Paslon Gubernur dalam Debat Terbuka Sessi 1 dengan konsentrasi permasalahan tentang reformasi Birokrasi dan Ekonomi, Sosial Budaya juga Politik, yang diselenggarakan oleh KPUD Provinsi Sumsel, Rabu (14/03) secara keseluruhan dapat dikatakan relatif baik.

Gindo mengungkapkan, ada yang menonjol dari keempat pasang kandidat tersebut, misal Paslon nomor 4 dan 1 lebih terlihat penguasaan pada arena lalulintas perdebatan. Untuk Paslon Nomor 4 Dodi-Giri kemampuannya tangkas dalam mengatasi serangan lawan atau Paslon lainnya. Paslon Nomor 3 Ishak Yudha, kelihatannya intonasinya datar dan terkesan mengambang dalam mengurai jawaban permasalahan pembangunan daerah.

“Sedangkan Paslon Nomor 2 Aswari- Irwansyah, paparannya cenderung sangat pragmatis dan terlihat nervous ketika merespon beragam pertanyaan. Kemudian Paslon Nomor 1 punya retorika yang menarik, juga mampu mengurai jawaban suatu permasalahan secara low context atau mudah dimengerti, urainya.

Selanjutnya, dalam memaparkan program kerjanya, para Paslon Gubernur juga masih saja sebatas menawarkan janji janji agar para pemilih terpikat.

Contoh, Permasahan Harga Karet yang sering kali tidak stabil atau rendah, permasalahannya complex, karena tata niaganya & harga masih didominasi oleh pasar dunia, resi gudang, sistem proteksi nilai dan investasinya kan tidak mudah juga murah.Pemerintah kan masih saja kesulitan mengatasi permasalahan tata niaga Industri pertanian tersebut

Contoh lain, para Paslon juga mempertontonkan logika sebab akibat yang tidak realistis, meningkatkan IPM tanpa Penjelasan komprehensif atau jelas benang merahnya.

Disisi lain, dalam ajang Debat Terbuka kemarin, Para Calon Wakil Gubernur, ” Nyaris cuma tampil sebagai Aksesoris” ,Karena sangat kontras didominasi oleh Performa Para Calon Gubernur.

Lanjut Gindo, bila kelak Para Paslon sukses menjadi Kepala Daerah, ada Mindset bahwa Pemerintah ( Penguasa) berikut Strategi Programnya akan Mampu menyelesaikan semua permasalahan Pembangunan.

“Bukankah pemerintah kan tak mampu bekerja maksimal bila tidak didukung oleh para Birokrat yang Handal serta Profesional ? Seolah olah Pemerintah adalah segala-galanya, padahal tugas atau perannya hanya sebagai fasilitator atau supporting system’, tegasnya.

Terakhir, kepada Para Pelaksana Debat Terbuka, yakni KPUD  Sumatera Selatan, dituntut oleh ” Ikhlas” menerima masukan atau kritikan, bahwa penggarapan acara tersebut perlu dievaluasi secara serius mulai dari persiapan awal hingga penutupan ajang Debat Terbuka tersebut, masih saja miskin kreatifitas, kurangnya Kontrol atas aspek teknis Equipment maupun respon panitia dalam mengantisipasi ekspresi atau expektasi para pengunjung atau undangan. dan juga, terkesan Biaya Rp 600 juta untuk perhelatan seperti ini, masih saja ” dikhususkan untuk menampung hasrat para elite politik” daerah ini.

Gindo menambahkan untuk event debat Sessi II nanti, sebaiknya KPUD Sumsel, menyediakan titik titik nonton bareng, sebagai wujud aktifitas sosialisasi Pilkada serentak Juni nanti. Bukankah sesungguhnya, rakyat adalah ” Anak Kandung atau Pemilik Resmi ” Sistem maupun Konstruksi Demokrasi, tukasnya. (DNK)

Share

About Author

redaksi Viva Sumsel

redaksi Viva Sumsel

Related Articles

0 Comments

No Comments Yet!

There are no comments at the moment, do you want to add one?

Write a comment

Only registered users can comment.

Email Subcribers

Loading

MEDIA PATHNER

REUNI UJB

BANNER PARTNERSHIP

Kalender

Maret 2018
S S R K J S M
« Feb   Apr »
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

Banner PARTNERSHIP