Politisi Golkar Ini Katakan Facebook Tak Perlu Ditutup
VIVA SUMSEL.COM, Jakarta – Komisi I DPR menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan manajemen Facebook Indonesia, Selasa (17/4). Dalam RDP, Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi menyampaikan tidak perlu menutup akses Facebook di Indonesia akibat penyalahgunaan data pengguna oleh pihak ketiga. Menurutnya penutupan Facebook bukan solusi
Apalagi, kata Bobby, bahwa kasus Cambridge Analytica di Amerika Serikat sudah atau belum terjadi, dan pihak Facebook menyatakan terjadi.
“Oleh karenanya, penggunaan platform Facebook sudah menyentuh sendi perekonomian usaha mikro masyarakat di Indonesia, selain hanya media sosial, tidak perlu sampai ditutup,” kata Bobby dalam RDP Komisi I dengan pihak Facebook, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/4).
Politikus Golkar ini meminta pemerintah perlu secepatnya membuat regulasi komersialisasi dan infrastruktur pengawasan yang andal. Facebook, kata dia, sudah mirip seperti ojek online yang sudah menjadi platform media ekonomi baru, yang belum ada 10 tahun lalu.
“Tantangan masa kini, harus diselesaikan dengan solusi masa kini. Menutup Facebook tanpa memiliki solusi, hanya akan menimbulkan kegaduhan domestik yang tidak perlu,” tegasnya.
Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ruben Hattari menjamin, tidak ada kebocoran data dari sistem yang ada. Ia memastikan 87 juta data pengguna itu termasuk salah satunya Indonesia, adalah bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh pihak ketiga melalui aplikasi
“Tidak ada kebocoran data dari sistem Facebook sendiri. Ini bentuk pelanggaran pihak ketiga dan bentuk kegagalan kami. Dan kami minta maaf untuk kejadian tersebut,” kata Ruben saat rapat dengan Komisi I DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (17/4).
Menurutnya, sejauh ini pihaknya tengah meninjau kembali data-data yang disalahgunakan dan akan menyampaikan perkembangan terkini terkait peninjauan menyeluruh tersebut.
“Kami juga ingin sampaikan kembali bahwa Facebook tidak pernah menyetujui penggunaan data oleh Cambridge Analytica yang diperoleh dari aplikasi Dr. Kogan. Dr. Kogan dan Cambridge Analytica bertindak sebagai pengendali data pihak ketiga yang independen, dan menentukan tujuan dan cara memproses data yang mereka peroleh,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, Facebook mengakui bahwa terdapat 87 juta data yang dimungkinkan disalahgunakan oleh CA. Dari 87 juta data yang kebobolan, sebagian besar adalah pengguna Facebook dari Amerika Serikat atau sekitar 81,6 persen data disalahgunakan. Selain Amerika Serikat, ada beberapa negara termasuk Indonesia.
Indonesia masuk urutan ketiga data yang disalahgunakan. Sekitar 1,3 persen dari 87 juta. Di atas Indonesia, ada Filipina yang kemungkinan besar penyalahgunaan data pengguna dari negeri itu sekitar 1,4 persen. Selain ketiga negara itu di antaranya Inggris, Mexico, Kanada, India, Brasil, Vietnam, dan Australia. (merdeka.com)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment