Hadiri Peringatan Nuzul Qur’an, Camat Prabumulih Selatan Diduga Berpolitik
VIVA SUMSEL.COM, Prabumulih – Camat Prabumulih Selatan, Fredy Febriansyah S.STP pada kata sambutannya saat menghadiri kegiatan peringatan Nuzulul Qur’an, Kamis malam (31/5) sekitar pukul 08.30 wib bertempat di Masjid Baitul Khalik Kelurahan Sukaraja diduga bertemakan politik praktis dan mengarahkan pilihan pemilih.
Tokoh masyarakat Sukaraja, Hasbi saat dimintai komentarnya menyatakan, tindakan Camat Prabumulih Selatan saat menyampaikan kata sambutannya pada peringatan Nuzulul Qur’an yang berbasis keagamaan tidak semestinya dijadikan ajang untuk menjelaskan permasalahan yang berkaitan dengan politik praktis.
“Sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak semestinya menjelaskan permasalahan politik praktis terlebih lagi di ruangan Masjid yang sedang memperingati Nuzulul Qur’an, penjelasan mengenai konsekuensi jika kolom kosong menang tidak harus disampaikan Pemerintah Kecamatan,” nyatanya.
Hasbi menambahkan, pada tahapan pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada), melalui Undang-undang (UU) Pemilihan umum (Pemilu) No 7 Tahun 2017 Pemerintah Pusat telah menempatkan lembaga-lembaga tertentu untuk mengurus segala bentuk permasalahan mengenai Pemilu termasuk Pemilukada.
“Oleh karena itu, semestinya permasalahan sosialisasi kotak kosong ataupun Pasangan calon (Paslon) diserahkan saja kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panita Pengawas Pemilu (Panwaslu) sesuai dengan ketentuan apsal 18 huruf j dan pasal 20 huruf c, tidak mesti dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan apalagi oleh Penjabat Camat,” tambahnya.
Ditegaskan Hasbi, penyampaian Camat Prabumulih Selatan pada acara peringatan Nuzulul Qur’an yang menjelaskan konsekuensi jika kotak kosong menang dapat saja dinilai sebagian kalangan sebagai bentuk keterlibatan ASN dalam politik praktis mengingat ada lembaga lain yang lebih berkompeten menjelaskannya.
Warga Sukaraja, Jamaluddin (35) mengatakan, penjelasan Camat Prabumulih Selatan mengenai konsekuensi kotak kosong menang cenderung terkesan seolah-olah mengarahkan pilihan pemilih mengingat pada kesempatan yang sama penjelasan konsekuensi jika Paslon tunggal memenangkan Pilkada tidak disampaikan dengan jelas.
“Seandainya saja penjelasan mengenai konsekuensi kotak kosong menang diimbangi juga dengan konsekuensi jika Paslon tunggal menang tentunya kami masyarakat awam tidak akan berkesimpulan penjelasan Bapak Camat bentuk dari mengarahkan pilihan pemilih karena kami juga ingin tahu apakah jika Paslon menang bisa langsung dilantik atau disamakan dengan pelantikan Paslon daerah Kabupaten/kota lain yang punya lawan,” katanya. (anz).
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment