Kerusakan Gigi Penduduk Palembang Mencapai 530 Gigi Per 100 Orang
VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Pepsodent, brand perawatan kesehatan gigi dan mulut produksi PT Unilever Indonesia Tbk. bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) Selasa, (18/9) meresmikan dimulainya Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2018 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan, Palembang. Setelah Palembang, secara total BKGN 2018 akan diadakan di 23 Fakultas Kedokteran Gigi dan 40 cabang PDGI di berbagai wilayah Indonesia hingga Desember mendatang, untuk menjangkau lebih dari 65.000 masyarakat di berbagai penjuru Indonesia. Sesuai dengan tema yang diangkat tahun ini, yaitu “Lindungi Kesehatan Gigi Keluarga dari Risiko Gula Tersembunyi”, BKGN 2018 memberikan edukasi mengenai pentingnya mewaspadai gula tersembunyi yang ternyata banyak kita konsumsi setiap hari, terutama karena risiko yang ditimbulkannya terhadap masalah gigi berlubang.
Edukasi ini dipercaya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia termasuk Palembang sebagai kota pelaksanaan BKGN 2018 yang pertama, mengingat jumlah penderita kariesnya masih terbilang cukup tinggi. Di Indonesia, indeks DMF-T (indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen) adalah 4,6. Artinya, kerusakan gigi penduduk Indonesia mencapai 460 gigi per 100 orang. Di Palembang, indeks DMF-T ternyata mencapai 5,3. Selain itu, kebiasaan masyarakat untuk menyikat gigi setiap hari dengan benar pun tercatat masih di bawah rata-rata, sehingga promosi pentingnya perawatan kesehatan gigi dan mulut perlu terus digalakkan.
Head of Oral Care PT Unilever Indonesia Tbk. Mirza Roesli menjelaskan, Sejak perama kali berlangsung dari tahun 2010, Pepsodent, PDGI dan AFDOKGI memiliki komitmen berkelanjutan untuk mengedukasi, memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, sekaligus membiasakan masyarakat Indonesia merawat kesehatan gigi dengan menyikat gigi pada pagi dan malam hari, serta memeriksakan diri ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali.
“Setiap tahunnya, kami selalu mengangkat berbagai tema menarik dan terkini. Tahun ini, tema risiko gula tersembunyi terhadap kesehatan gigi dan mulut menjadi pilihan karena ternyata masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa makanan atau minuman yang tidak manis sekalipun dapat mengandung gula penyebab gigi berlubang,” lanjut Mirza.
Terkait dengan konsumsi gula, kata Mirza, World Health Organization (WHO) menganjurkan bahwa asupan gula dari semua sumber makanan dan minuman tidak melebihi 50 gram per hari untuk dewasa dan 30 gram per hari untuk anak.
“Sayangnya, data Survey Konsumsi Makanan Individu (SKMI) Indonesia tahun 2014 menyatakan bahwa sebanyak 29,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi gula harian melebihi batas rekomendasi tersebut. Konsumsi gula berlebih ini salah satunya disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan kehadiran gula tersembunyi,” imbuhnya
Hal ini dibenarkan oleh dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK selaku seorang Spesialis Gizi Klinik. Menurutnya, selama ini kita tidak menyadari bahwa konsumsi gula sehari-hari ternyata layaknya sebuah ’gunung es’.
“Makanan dan minuman yang bercitarasa manis sebenarnya hanya sebagian kecil dari gula yang kita konsumsi, di luar itu, faktanya begitu banyak jenis makanan dan minuman tidak manis namun mengandung gula tersembunyi yang menimbulkan berbagai risiko kesehatan, termasuk gigi berlubang.”ujar Diana.
Khusus mengenai hubungan antara gula tersembunyi dan gigi berlubang, Dr. drg. R. M. Sri Hananto Seno, Sp.BM (K)., MM selaku Ketua PDGI menjelaskan bahwa masalah gigi berlubang atau karies seringkali digambarkan sebagai 4 mata rantai yang saling berinteraksi, yaitu host – yang terdiri dari gigi dan air liur, mikroorganisme atau bakteri pada plak, substrat atau asupan makanan, dan waktu.
”Bicara mengenai substrat, gula yang kita konsumsi diubah oleh mikroorganisme di dalam mulut sehingga kondisi pH mulut otomatis berubah menjadi asam dan proses karies pun terjadi. Selain substrat, faktor waktu juga penting diperhatikan karena berhubungan erat dengan seberapa seringnya kita mengonsumsi gula, termasuk gula tersembunyi. Namun, proses karies akibat gula ini dapat dikendalikan dengan lebih mewaspadai konsumsi gula dan menginterupsi waktu pembentukan karies dengan rutin menyikat gigi pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, serta berkonsultasi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali,” pesan drg. Seno.
Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia, drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. Memberikan komentarnya terkait pelaksanaan BKGN 2018, menurutnya dari tahun-tahun sebelumnya, selain anak-anak sebagai fokus edukasi yang utama, kegiatan pembukaan BKGN 2018 hari ini langsung melibatkan seluruh anggota keluarga dalam memberikan ragam edukasi mengenai cara merawat kesehatan gigi dan mulut yang benar, terutama dengan lebih memahami dan mewaspadai risiko gula tersembunyi.
Salah satu bentuk edukasi yang menarik adalah area wisata kuliner yang mengangkat hidangan khas Palembang, yaitu Pempek. Di area ini, BKGN 2018 ingin mengangkat bahwa di balik kelezatan hidangan yang kita konsumsi setiap hari, walau tidak manis sekalipun, masyarakat juga perlu mewaspadai risiko karies yang dapat diakibatkan oleh gula tersembunyi.”ungkapnya.
Komentar selanjutnya juga dilontatkan oleh Ketua AFDOKGI Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes., dikatakannya cakupan pelaksanaan BKGN yang terus meluas sampai ke pelosok Indonesia menjadi penting karena merupakan contoh perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi para mahasiswa kedokteran gigi untuk dapat terjun langsung mengedukasi dan melayani masyarakat hingga ke daerah-daerah yang belum terjangkau tenaga medis di bidang kesehatan gigi.”
Pepsodent, PDGI dan AFDOKGI mengajak masyarakat Indonesia untuk hadir dan memanfaatkan fasilitas serta layanan yang dipersembahkan di BKGN 2018 sehingga tujuan utama dari penyelenggaraan program ini, yaitu menciptakan Senyum Sehat Keluarga Indonesia, akan tercapai – sebagai dukungan bagi pemerintah menuju Indonesia bebas karies tahun 2030. Jadwal pelaksanaan di setiap kota dan info lebih lengkap bisa didapatkan melalui Suara Konsumen Unilever: 0-800-1-558000 atau 021 5299 5299, website www.tanyapepsodent.com dan Facebook: Tanya Pepsodent. (anz)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment