Viva Sumsel

 Breaking News

Bulog Akui Adanya Penurunan Mutu Beras di Gudang Bulog OKU Timur

Bulog Akui Adanya Penurunan Mutu Beras di Gudang Bulog OKU Timur
Februari 11
12:05 2019

VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Perum Bulog mengakui adanya penurunan mutu beras di gudang Bulog Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Penurunan mutu ini terjadi karena beras di gudang tersebut sudah terlalu lama tersimpan sehingga tidak layak konsumsi.

Direktur Pengadaan Perum Bulog, Bachtiar, mengatakan, dari total 6.800 ton stok beras yang ada di gudang tersebut memang ada yang pengadaannya sejak tahun 2015.

“Kami belum bisa merincikan berapa banyak stok yang harus dimusnahkan, atau yang bisa direproduksi dan yang bisa dijadikan pakan ternak. Jadi, tidak semuanya dimusnahkan,” ucapnya saat diwawancarai di gudang Bulog Km 9 Palembang, Senin (11/2).

Untuk mengatasi banyaknya stok beras yang tidak layak konsumsi, sambung Bachtiar, pihaknya telah membentuk tim untuk memeriksa ribuan ton beras yang ada di gudang Bulog tersebut, sehingga dalam waktu dekat bisa didapat angka pasti berapa banyak stok yang akan dilepas.

“Jika sudah dapat angka pastinya dari tim yang ke lapangan nanti baru kami bisa sebutkan kerugian dari penurunan mutu beras ini,” jelasnya.

Diungkapkan Bachtiar,  kualitas beras akan mengalami penurunan mutu jika sudah lebih dari 2 tahun. Bulog memastikan beras yang telah rusak tidak akan disalurkan pihaknya ke masyarakat.

“Jika ada beras yang mengalami penurunan mutu kita akan seleksi kembali mana yang bisa dimanfaatkan baik untuk pakan ternak, diperbaiki sehingga layak konsumsi atau yang sudah sama sekali rusak dan tak layak lagi sehingga perlu pemusnahan,” terangnya.

Menurutnya, Perum Bulog telah melakukan antisipasi untuk menjaga kualitas beras saat pengadaan sehingga tahan di gudang.

“Dalam pembelian sudah ada tata caranya dan kami pastikan sesuai kriteria, seperti untuk beras medium kadar broken 20 persen, kadar air di bawah 14 persen dan sosoh 95 persen,” jelas Bachtiar.

Bachtiar juga menilai, tertahannya stok beras di gudang OKU Timur tersebut karena adanya perubahan kebijakan pemerintah, di mana semula bantuan sosial berupa beras untuk keluarga sejahtera (Bansosrastra) menjadi bantuan pangan non tunai (BNPT).

“Biasanya bantuan sosial pakai beras Bulog namun pada 2017 beralih jadi nontunai. Kami harapkan ke depan BNPT ini beli berasnya di Bulog,” ujarnya.

Bachtiar juga menegaskan, adanya kejadian penurunan mutu beras akibat terlalu mengendap tersebut tidak akan terulang kembali. “Saya rasa kemungkinan kecil terjadi di tempat lain. Kejadian di Sumsel ini karena memang pangsa pasar Bansosrastra di wilayah ini kecil jadi beras tidak bergerak,” tutupnya. (anz)

 

About Author

redaksi Viva Sumsel

redaksi Viva Sumsel

Related Articles

0 Comments

No Comments Yet!

There are no comments at the moment, do you want to add one?

Write a comment

Only registered users can comment.

Email Subcribers

Loading

MEDIA PATHNER

BANNER PARTNERSHIP

Kalender

Februari 2019
S S R K J S M
« Jan   Mar »
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728  

Banner PARTNERSHIP

Karir Pad Widget