Pakar Gestur dan Mikroekspresi, Monica Kumalasari : Raut Sandi Menyiratkan Ada Tekanan Berat
VIVA SUMSEL.COM, Jakarta – Calon Wakil Presiden (Cawapres) 02 Sandiaga Salahuddin Uno tengah jadi sorotan. Setelah dua kali absen dalam deklarasi kemenangan Prabowo Subianto, mantan wakil gubernur DKI itu muncul dengan wajah pucat, tanpa semangat dan jarang tersenyum.
Kondisi itu jauh berbeda dengan keseharian Sandi sebelumnya. Selama masa kampanye, bos Saratoga Investama Sedaya itu tampak selalu segar dan ceria.
Pakar gestur dan mikroeskpresi Monica Kumalasari menilai hal yang ditampilkan Sandi memang terlihat keluar dari baseline atau kebiasannya.
“Baseline-nya seperti apa? Santai, spontan, banyak senyum, penyejuk pendukungnya saat mereka ramai beri dukungan di panggung debat,” ujarnya.
Ia mendapati fakta bahwa Sandi lebih menampilkan ekspresi takut. “Dari facial expression, terlihat ekspresi sedih, takut, dan marah,” bebernya.
Sandi juga terlihat sangat tidak spontan dan tegang. Tangannya hanya dilipat di belakang tubuh yang menampilkan posisi seperti ajudan atau anak buah dalam keadaan siaga.
Monica melihat Sandi juga lebih banyak melihat ke kertas atau naskah pidato Prabowo. Bahkan ketika Prabowo mulai membawa UUD 1945, Sandiaga mulai batuk dengan menutup mulut atau membuang muka ke samping kiri.
“Adegan di atas diikuti dengan SU (Sandiaga Uno, red) mulai menatap ke audiensi saat Prabowo bicara tentang partai-partai,” tuturnya.
Monica lantas melihat ekspresi Sandiaga usai Prabowo membacakan pidato. Saat itu Sandiaga menarik napas panjang dan tidak ada adegan salam seperti biasa.
“Tidak ikut meneriakkan takbir,” imbuhnya.
Karena itu Monica berkesimpulan Sandiaga memang dalam tekanan.
“SU dalam tekanan berat,” tegasnya.
Menurut Monica, bisa jadi Sandiaga tertekan karena otoritas Prabowo, ataupun pihak luar yang terlibat dalam pendanaan kampanyenya di Pilpres 2019.
“Bisa karena shock hasil quick count beda versi,” jelas Monica (jpnn)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment