BI Lakukan Kas Keliling Ke Daerah 3 T
VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Sebagai upaya mengurangi keberadaan uang yang tidak laik edar di daerah Terdepan, Terluar dan Terpencil (3T), Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut melaksanakan Kas Kelilig ke daerah 3T di wilayah Sumatera.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumsel, Yunita Resmi Sari mengatakan, Kas Keliling ke daerah 3T tersebut sebagai upaya misi pihaknya dalam menegakan kadaulatan uang rupiah.
“Kami membawa modal kerja sebanyak Rp5,6 miliar untuk di distribusikan dan ditukar dengan uang-uang lusuh. Dari modal tersebut, 60 persennya kami bisa menarik uang tidak laik edar dari daerah 3T tersebut,” kata Yunita saat diwawancarai di Dermaga Petikemas Bom Baru usai menyambut KRI Barakuda 633 yang membawa tim Kas Keliling BI, Kamis (17/10/2019).
Tak hanya menyalurkan uang dan menarik uang yang tidak laik edar, dalam kesempatan ini, kata Yunita, pihaknya juga melaksanakan program sosial dari Bank Indonesia kepada sekolah-sekolah terpencil di daerah tersebut dalam bentuk buku, peralatan sekolah dan komputer.
Ini sebagai upaya mengedukasi dan meningkatkan intelektual masyarakat di daerah 3T tersebut.
“Ini merupakan kerjasama dari KPw BI Sumsel, Riau, Sumatera Barat dan dari kantor pusat. Dalam kunjungan ke daerah 3T tersebut kami juga melakukan sosialisaasi mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat dan juga kepada siswa sekolah,” jelasnya.
Sementara itu, Komandan KRI Barakuda 633, Mayor Laut (P) Moechammad Soeryo mengungkapkan, terdapat tujuh lokasi 3T yang disinggahi pihaknya selama melaksanakan Kas Keliling tersebut. Dimulai dari Dumai, Pulau Rangsang, Pulau Bengkalis serta Pulau Rupat.
Diakui Soeryo, ketiga pulau tersebut memang berada di daerah terluar dan berhadapan langsung dengan negara Malaysia. “Selepas itu kita bergerak berlayar menuju Pulau Kijang yang sangat terpencil, kemudian dilanjutkan ke Toboali yang berada di selatan Pulau Bangka, lalu ke Pulau Lepar dan terakhir di kawasan Sungsang,” ungkapnya.
Dijelaskan Soeryo, dalam menempuh tujuh daerah 3T tersebut, pihaknya bersama tim dari Bank Indonesia memerlukan waktu selama tujuh hari, yakni sejak tanggal 9-17 Oktober 2019.
“Dengan kondisi cuaca seperti saat ini, terutama di laut sementara masih tenang, jadi tidak terlalu terganggu. Hanya saja kabut asap cukup menganggu perjalan pelayaran,” jelas Soeryo. (anz)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment