Dirjen Diksi RI Sebut SMK di Sumsel Luar Biasa
VIVA SUMSEL.COM, PALEMBANG — Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Diksi) Kementrian Pendidikan,Kebudayan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, Wikan Sakarinto, ST, MSc, P.Hd spontan menyatakan rasa bangganya mengetahui raihan prestasi yang diukir siswa-siswi SMK di Sumsel hingga mengantarkan meraih rekor MURI dalam hal penciptaan kreasi terbanyak di Indonesia,belum lama ini.
“Bangga sekali melihat prestasi siswa SMK di sumsel, membuat produk inovatif dengan kreasi yang super tinggi bahkan meraih rekor MURI, sungguh memberikan rasa bangga luar biasa, ” ucap Wikan saat melakukan ramah-tamah dengan seluruh Kepala SMK se-Sumsel di auditorium SMKN 3 Palembang, Selasa (15/3/2022) malam.
Wikan hadir didampingi Direktur SMK, Dr Wardani Sugianto, MPd serta Direktur Politeknik Sriwiwijaya (Polri) Dr Takwa serta jajaran Pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel, diantaranya Kepala Bidang SMK, Mondyia Bony dan Kasi Kurikulum, Drs Awaluddin dan Ketua MKKS SMK se-Sumsel, Rafly SPd serta wakil dan bedahara, Dra Rusminar, SH yang menjabat Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 yang menjadi tuan rumah kegiatan.
Wikan mengaku tak menyanka bahwa banyak sekali raihan prestasi yang diciptakan siswa SMK di Sumsel bahkan prestasi tersebut melebihi prestasi siswa lainnya di Indonesia. Yang paling diingatnya sistem pendidikan Vokasi yang sudah berjalan pun bahkan diluar ekspetasinya, sangat berkembang dan luar biasa, seperti diantaranya program pengembangan usaha atau wirausaha, pengembangan lifeskill siswa hingga pengembangan program alumni dalam hal penyerapan dunia kerja dan dunia usaha. Rasanya, sebut dia, tak salah jika siswa SMK di Sumsel menjadi gudang pengembangan pendidikan yang menjadi episentrum pendidikan modern namun berbasis potensi luar biasa.
Dia pun tidak mempersalahkan jika sekolah maupun Kepala sekolah memilih kurikulum yang cocok dengan karakter siswa dan sekolahnha, apakah mau memilih Kurikulum berbasis kemendikbudristek atau program Kurikulum Sekolah Merdeka yang baru diluncurkan.
“Pada dasarnya semua Kurikulum pendidikan itu baik, apakah kurikulum Kementerian Pendidikan atau kurikulum Merdeka, tergantung kondisi Sekolah masing-masing ya, kita serahkan pada kebijakan Sekolah masing-masing mana yang terbaik, “katanya.
Dan Wikan pun berjanji akan membawa pesan dari Sumsel agar melakukan penyesuaian aturan dana BOS untuk pengembangan alumni dalam rangka pengembangan serapan alumni dalam dunia kerja.
Hal itu yang dikeluhkan Kabid SMK Sumsel, Mondyia Bony yang mengaku masih terkendala untuk melakukan pengembangan alumni lantaran keterbatasan dalam pengelolaan dana BOS untuk hal tersebut.
“keterbatasan anggaran karena dana BOS tidak mengcover pagu pada pengembangan alumni karena masih banyak alumni kita yang tinggal di lokasi jauh, dibutuhkan ongkos dan biaya ketika kita akan mengundang alumni, merangkul mereka. Padahal alumni SMK ini banyak juga yang diserap dunia kerja di perusahaan industri besar, mau kami jadikan icon sekaligus membantu alumni yang masih belum bekerja. ini kendala utama kita disini, salah satunya, “katanya.
Mondyia Bonny, mengatakan banyak hal yang ingin dilakukan oleh Kepala SMK di Sumsel dalam hal pengembangan pendidikan namun kendala aturan hukum masih menjadi masalah dasar dalam memanfaatkan dana yang sudah ada. Saat ini, lanjut dia, di Sumsel terdapat 314 Sekolah SMK dan pihaknya telah bekerjasama dengan 100an lebih dunia usaha dan industri dalam hal penyerapan tenaga kerja.
‘Jadi sangat tidak tepat jika dikatakan bahwa anak SMK masih menjadi pengangguran jika sudah lulus Sekolah, ini sangat minim sekali karena banyak sekali program pengembangan usaha yang sudah kita jalankan, “urai Mondyia.
Kegiatan Ramah tamah berlangsung dalam suasana akrab dan penuh makna. Bahkan Wikan pun sempat memainkan keyboard menyanyikan lagu khusus untuk menghibur para tamu yang hampir 100 persen adalah Kepala Sekolah SMK., kegiatan sendiri dilaksanakan dalam dua pola, yakni via zoom dan pertemuan langsung di lokasi.
Pada saat bersamaan juga dilakukan launching cafe de waluh yang dikembangkan siswa SMKN 3 Palembang yang khusus menyediakan aneka kopi, baik dari kopi robusta maupun kopi racikan.
1000 lebih diterima oleh BKK dan diterima jakarta, bekasi dan tanggerang.. Bahkan perusahan garmen dan pertambangan nyg akan berkerjasama dgn bkk sumsel dalam hal perekrutan. Penggangguran SMK banyak, melalui sikamsia, mana yg menggangghur, bekerja.
Mereka yang menganggur kita baragkan dengan BKK. Kendala, juknis belum mengakonrodir dalam hal pengembangan alumni, rekrutmen dan konsumsi jika sanggup. Revisi juknis BOS sehingga bisa diakomodir paling tidak alumni untuk dua tahun terakhir. Kami juga menyakinkan alumni yang mau ikut serta memaksimalkan kapten pencetak wirausaha. Kami minta anak itu mensosliasasikan, yang beriwurausaha penghasilan satu dua juta perbulan hampir di semua sekolah. Wadahi produk SMS//SMK sehingga bisa membuat ruang pamer, saat di SMK , kami ingin seperi di bali ada Kresna atau Lampung ada aneka, kami ingn bangun pusat oleh-oleh SMK.
Kementrian mengundang langsung agar mempercepat BULSMT SMK. Kami 314 SMK, tapi selalu kami lakukan bersama. Pameran dapat Muri karena menunjukkan kreatifitas dan mengimpulkan semua se-SMK. Produk UMKM, minta dirjen meluanching kopi. 100 ribu siswa SMK se sumsel.
“Cafe Waluh ini kita ciptakan untuk pengembangan pelatihan siswa dalam hal berwirausaha, termasuk membantu petani dalam rangka mengembangkan kopi yang menjadi produk khas warga Sumsel, ” ujar Kepala SMKN 3 Palembang, Rosminah. (Anz/ADV)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment