Bahas Permasalahan Begal di Sumsel
VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Kasus kejatahan begal beberapa tahun belakangan ini sudah meresahkan warga. Bukan hanya pada malam hari, pelaku begal kerap melancarkan aksinya disiang hari. Bahkan tak segan-segan melukai jika korban melakukan perlawanan.
Polda Sumsel menggelar coffie morning di Mapolda Sumsel, Selasa (7/2) dalam rangka menanggulangi permasalahan begal di Sumsel khususnya di kota Palembang. Polda Sumsel membahas bersama-sama pihak terkait guna mencari solusi secara konfrehensif.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Agung Budi Maryoto menuturkan tindak kejahatan dengan pencurian dengan pemberatan kini menjadi perhatian khusus jajarannya.
Dikatakannya, berdasarkan interogasi yang dilakukan terhadap para tersangka yang ditangkap, motif ekonomi menjadi pendorong utamanya disamping pendidikan yang rendah dan faktor lingkungan turut andil seseorang melakukan tindak kejahatan. Bahkan tidak sedikit pelaku juga ada yang masih berstatus anak-anak.
“Ini mesti dicari solusinya seperti pelaku yang masih anak-anak tadi kita harapkan masukan dari KPAID,” ujarnya.
Dari analisis pihaknya ada beberapa faktor yang menjadi pendorong pelaku begal melancarkan aksinya seperti ruas jalan yang minim penerangan. Ini bisa dijumpai pada ruas jalan menuju Bandara dan kawasan Jakabaring.
“Di area ini tindakan kejahatan begal sering terjadi,” imbuh Agung Budi.
Sementara, Jam yang biasanya menjadi waktu untuk para pelaku melaksanakan kejahatannya seperti pagi pukul 5.00-6.00, siang pukul 13.00-15.00, sore pukul 18.00 dan malam pukul 22.00-03.00. Lokasi yang biasanya dipilih pelaku kejahatan seperti jalan sepi, perumahan, pertokoan, perkantoran dan minimarket,” ujarnya
Ketua Peradi Palembang, Nurmala mengatakan pada dasarnya pihaknya sepakat masalah begal ini memang harus dicari solusinya secara menyeluruh. Peradi memandang upaya preventif perlu dilakukan guna mencegah tindakan criminal itu terjadi.
Dijelaskannya, Peradi juga merupakan bagian dari penegak hukum, namun sayangnya peran Peradi tidak terlalu dilibatkan dalam program penanggulangan begal ini padahal Peradi punya program-program penyuluhan hukum bagi anak-anak disekolah-sekolah, sebab sebagaimana yang di ungkapkan Kapolda tadi tak sedikit pelaku begal masih bersatus anak-anak dan pelajar.
“Kami ingin sampaikan kepada Pemkot bahwa Peradi punya program-program preventif, Peradi sudah melayangkan surat untuk berudiensi dengan walikota namun sayangnya hingga kini belum ditanggapi,” cetus Nurmala.
Ia menyayangkan sikap tak responsif yang ditunjukkan oleh Pemkot, padahal ini penting dan seharusnya Pemkot mendukung upaya-upaya preventif yang dipelopori oleh Peradi. (anz)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment