RSUD Rabain Klarifikasi Pemberitaan Terkait Perawatan Pasien Deky
VIVA SUMSEL.COM, Muara Enim – Terkait pemberitaan Pelayanan UGD RSUD Dr. H. M. Rabain Muara Enim, pada tanggal (9/11) lalu, media yang melibatkan nama salah satu dr Dinar Kartika Hapsari atas masalah kurang tanggap menangani pasien atas nama Deky Adriansyah Bin Asmadi (32), warga Desa Kepur Kabupaten Muara Enim, yang mendapat musibah luka yang cukup parah, pada tanggal 6 November 2017, ± pukul 22.00 WIB.
Dengan adanya pemberitaan tersebut pihak rumah sakit mengadakan jumpa pers dengan awak media yang memberitakan, acara jumpa pers tersebut dihadiri direktur RSUD H. M Rabain dr. H. Suwandi Safitra, Sp.A diwakili Kabid yanmedik dr. Elda Rusmita Sp.PA, dan juga Kabid pengendalian mutu pelayanan Moh. A. Rivai, SKm, Komite medik dr. Hj. Novi Triana, Sp. PA, Kepala instalasi humas dan promosi kesehatan Ellen Arlina Dentjik S.psi, M.Si psikolog, Ketua IDI dr. H. Ibnu Umar, Sp.AN, serta dihadiri juga oleh dokter jaga pada saat itu dr. Rahmania, dan dr. Dinar Kartika Hapsari serta perawat yang jaga malam itu diruang rapat RSUD H. M. Rabain lantai tiga, Rabu (28/11)
Pertemuan dibuka oleh Kepala instalasi humas dan promosi kesehatan Ellen Arlina Dentjik S.psi, M.Si psikolog, dilanjutkan Ketua IDI dr. H. Ibnu Umar, Sp.AN, mengatakan pihaknya berterima kasih atas pemberitaan tersebut, karena menjadi bahan koreksi dan evaluasi bagi rumah sakit
“terkait dengan hal ini, kami sudah adakan audit kepada bersangkutan dan tim kerja pada saat itu, dari hasil audit tersebut bahwa kejadian tersebut memang ada, akan tetapi perihal yang tidak peduli terhadap pasien (korban…red), serta meminta biaya pengobatan terlebih dahulu baru bisa di layani, jika memangditemukan hal yang demikian sudah jelas akan dikenakan sanksi tegas,” tuturnya
Sedangkan dr. Rahmania selaku piket bangsal pada malam itu menyampaikan kronologis kejadian, bahwa saya yang mengurus pasien (deky_red) yang diantar rekan-rekannya, saya yang membersihkan lukanya dibantu beberapa rekan yang ada di UGD, setelah dicek lukanya mengenai otot tangan, dan untuk menjahit otot tersebut, membutuhkan benang khusus, karena tidak ada di UGD, pihak keluarga disuruh mengurus administrasi identitas diri, guna membuat resep penanganan si pasien, karena ada panggilan dari ruang operasi, pembuatan resep dilanjutkan dr. Dinar rekomendasi dari saya, dan saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan pada saat itu.
Sementara dr. Dinar yang merasa diikutkan dalam masalah pemberitan tersebut mengatakan memang benar dirinya sedang jaga di UGD malam itu, sedangkan dr Rahmania jaga di banksal.
“karena di bad pasien lagi penuh, waktu Deky datang saya lagi memeriksa 7 pasien, juga malam itu saya menangani operasi lahiran pasien dari Kabupaten PALI” ungkap Dinar
Lanjut Dinar, memang benar yang menulis resep pada korban Deky tersebut, atas rekomendasi dr. Rahmania, sehingga namanyalah yang tercantum pada resep
“Betul memang nama saya yang tercantum diresep itu” pungkasnya
Ia menambahkan, dirinya sama sekali tidak pernah masuk ke ruangan Deky, dikarenakan dr. Rahmania yang telah menangani Deky, tutur Dinar pada saat jumpa pers tersebut dari klarifikasi pihak rumah sakit dan Dokter Dinar ini terjadi kesalah pahaman antara orang tua pasien dan narasumber dalam memberikan informasi pada awak media sehingga di beritakan oleh beberapa wartawan yang bertugas di Muaraenim
“Alhamdulillah dengan adanya pertemuan ini, masalahnya jadi clear, dan teman-teman wartawan kami minta untuk menerbitkan berita ini bahwa adanya kesalahpahaman” ucapnya
Terakhir dikatakan Dinar, ia minta maaf karena kegalauannya sehingga membuat klarifikasi diakun facebook pribadinya, saya baru sadar bahwa klarifikasi yang ia buat menuai pro dan kontra dalam memberikan komentar setelah setelah dirinya beberapa jam melihat postingannya tersebut
“Saya pribadai mohon maaf khususnya kepada teman-teman wartawan atas klarifikasi saya di facebook, tidak ada niat saya untuk menjatuhkan profesi wartawan, hanya saja waktu itu saya bingung apa yang harus saya lakukan” ucapnya
Sementara ditempat yang sama Agus Stiawan dan Imam Bonjol juga merupakan wartwan yang hadir menyayangkan lambatnya Direktur RSUD dalam menangani berita ini, padahal setelah kejadian ini teman-teman wartawan telah melaporkan kejadian ini kepad direktur RSUD tersebut
“Iya, tidak usah dibahas lagi, sekarang sudah ketemu titik terangnya, kita jadikan saja ini pelajaran bagi kita semua kedepan, semoga RSUD ini semakin maju, dokternya diberikan kesabaran dan kelancaran serta selalu sukses dalam menangani pasiennya, dan kita wartawan siap mengangkat nama baik RSUD Rabain ini, melalui profesi kita sebagai jurnalis” ujar Agus dan Imam (Habibi)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment