Program Sekolah Full Day Harus Dikaji Ulang Sesuai Kondisi Sekolah
Viva Sumsel.com – Palembang, Kebijakan adanya program “full day” dari Kementrian Pendidikan dinilai masih belum efektiv, pasalnya kebijakan tersebut harus diselaraskan dengan kurikulum, jam pelajaran serta kondisi lingkungan sekolah yang masih dibawah standar kelayakan. Seperti halnya suatu sekolahan memiliki kapasitas ruang kurang sehingga memberlakukan dua sesi pagi dan singan, belum lagi kondisi bangunan sekolah tidak layak sehingga menimbulkan rasa bosan.
Dari isu yang berkembang di dunia pendidikan, gebrakan baru sekolah full day diluncurkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang dipandang masih kurang maksimal oleh Mendikbud yang baru.
Terkait adanya gagasan untuk sekolah full day dari Mendikbud Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengatakan, kebijakan itu baik, mengingat bahwa siswa akan lebih banyak waktunya untuk dimanfaatkan pada hal-hal positif dalam bimbingan guru di sekolah. seperti mempraktikkan hal-hal yang diterima secara koqnitif diterapkan afektif dan psikomotor oleh siswa.
“Namun, kondisi saat ini di lapangan khususnya Sumsel harus dilihat secara objektif bahwa dari keamanan di pelosok atau daerah (siswa-guru) jika pulang terlalu petang,” terang Widodo kepada Koran kito melalui pesan singkatnya, Selasa (9/8) kemarin.
Menurut Widodo, kesiapan guru mengajar secara full day harus dipersiapkan terlebih dahulu, dan program untuk mengisi waktu agar siswa yang harus belajar full day tidak menjadi bosan dan kemudian justru kontra produktif harus benar-benar dikaji dan dievaluasi lebih intens.
“Oleh karena itu, terhadap rencana pelaksanaan kebijakan Kemendikbud tersebut, Sumsel meyakini perlunya evaluasi menyeluruh kesiapannya sebelum dilaksanakannya,” tegas Widodo.
Kita dukung kalau memang pihak sekolah siap. Lanjutnya, bagi sekolah yang secara geografis sudah siap (biasanya di perkotaan) ya dipersilahkan, tapi sekolah yang bisa timbulkan kerawanan, guru belum siap, dan program juga belum ada (untuk mengisi jam yang diperpanjang itu), kita akan petakan dan evaluasi kesiapannya.
“Jangan sampai kita tergopoh-gopoh tapi justru timbulkan kerawanan, siswa bosen, program gak jelas dan seterusnya. Kita perlu ajak petakan bersama para kadisdik kabupaten/kota dan juga guru untuk melihat kesiapan kita,” tulis Widodo dalam pesan singkatnya.
Sementara itu, Kepala SDN 179 Palembang Maulina mengaku, jika sekolah yang ia pimpin saat ini sudah menggunakan system belajar full day. untuk anak-anak kelas 5 dan 6 sudah ada pelajaran tambahan membahas soal-soal yang akan diujikan.
“Untuk siswa kelas 5 kita persiapkan untuk lomba dibidang ilmu engetahuan dan untuk kelas 6 kita persiapkan untuk Ujian Nasional dan ujian kelulusan dari sekolah,” ujar Maulina ketika dijumpai awak media di ruang kerjanya di SDN 179 Palembang, Selasa (09/08).
Menurut keterangan Maulina,SDN 179 melangsungkan full day school sejak 2012 dan hanya berlaku untuk kelas 3 sampai kelas 6 saja. Dikatakannya, untuk kelas 1 dan kelas 2 belum terkena system full day school, karena dinilai masih terlalu kecil.
“Kita sudah full day school karena ada kegiatan ekstrakurikuler akademik dan non-akademik. Biasanya sekolah pulang jam 12.15 wib dan jam 13.00-15.00 wib untuk pelajaran tambahan. Full day school hanya dari kelas 3-6,” kata Maulina.
Dijelaskannya, ada 2 ekskul yang wajib diikuti siswa sampai kelas 6, yaitu ekskul IT dan Pramuka. Untuk ekskul lainnya tidak diwajibkan siswa kelas 6 untuk mengikutinya. “Senin-kamis kita full day, hari sabtu ada kegiatan ekskul. Ekskul IT dan pramuka yang wajib disini sampai kelas 6,” pungkasnya. (ril)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment