Dinkes Sumsel Klaim Zero Difteri
VIVA SUMSEL.COM, Palembang – Akhir-akhir ini ada kecenderungan munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di beberapa negara berkembang termasuk di Indonesia, KLB Difteri adalah ditemukannya minimal 1 kasus Difteri klinis di suatu wilayah Kabupaten/ Kota.
Difteri merupakan penyakit menular dan disebabkan oleh kuman coryne bacterium Diptheriae yang menyerang paring atau tonsil dan tanda berupa demam 38°c.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan Dra Lesty Nuraini dalam Konfrensi Pers Kamis, (14/12/) kepada media menyatakan, Kebanyakan yang terkena difetri usia 5-9 tahun remaja dan dewasa, Penularanya sendiri melalui Roplet,percikan ludah atau kontak dengan kuman terkena difetri.
Untuk itu masyarakat harus menjaga pola hidup sehat, tidak mengunjungi pasien yang terkena Difteri. Bukan kita tidak baik, itu demi kebaikan masyarakat, karena pasien yang dirawat harus diisolasi tidak boleh campur dengan yang lain, bersifat kooperatif sehingga tempat tinggal setempat dilakukan outbreak response Imuniasation (ORI)
“Apabila ada kejadian, Dinas Kesehatan kabupaten/kota harus melakukan (ORI) ulang tanpa melihat status imunisasinya untuk obatnya sendiri Anti Difteri Serum (ADS),” ujar Lesty Nuraini.
Sambungnya kita harus bertindak cepat biar tidak terjadi Difteri lagi, jadi imunisasi Ini adalah cara pencegahan yang efektif tidak mahal dan gratis diberikan oleh pemerintah, yang penting jadwalnya, dan kita harus melakukan pencegahan bersama- sama.
“Sebab kalau terkena Difteri perawatannya cukup mahal antara Rp 6 – Rp 10 juta. Ini perlu saya minta sampaikan kepada masyarakat, agar penyakit ini yang dari luar tidak masuk, dan dinas Provinsi Sumsel akan bertindak cepat tentang pencegahan dan penanganan Difteri walaupun belum terjadi di wilayah kita,” tutupnya.(putra)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment