Merugi, RSUD Prabumulih Terpaksa Hapus Layanan Operasi Kelenjar Prostat
VIVA SUMSEL.COM, Prabumulih – Pihak management RSUD Prabumulih terpaksa menghentikan pelayanan operasi Benign Prostat Hyperlasia (BPH) terhadap
3 pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) penderita kanker prostat dengan alasan terdapat selisih perhitungan claim BPJS sehingga mengakibatkan RSUD merugi.
Direktur RSUD Prabumulih, Dr. Yus Uchrowiyah, SpTHT saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Jum’at (8/6) mengakui terpaksa menghentikan pelayanan operasi BPH karena biaya yang dikeluarkan RSUD untuk setiap kegiatan operasi lebih besar dari nilai claim yang diajukan BPJS.
“Setiap kali melakukan operasi BPH sejak awal hingga akhir, RSUD setidaknya mengeluarkan biaya antara Rp 12 juta hingga Rp 18 juta sesuai dengan kelas layanan kesehatan yang digunakan, sedangkan lclaim dari BPJS hanya berkisar pada angka Rp 6 juta,” akunya.
Dr. Yus Uchrowiyah menambahkan, selain itu pelaksanaan operasi BPH di RSUD secara konvensional selama ini resikonya sangat tinggi, proses penyembuhan agak lama dan dapat menyebabkan kematian, oleh karena itu pasien disarankan melakukan operasi BPH dengan dokter specialist Urologi di Palembang.
Hal senada juga disampaikan Kepala bidang (Kabid) Pelayanan medis (Yandis), dr Yoanda Filia melalui Kasubag Humas, H Ernan SKM, menurutnya seiring kemajuan kedokteran saat ini untuk operasi BPH sudah bisa dilakukan dengan cara lebih maju yang hanya bisa dilakukan dr specialist urologi.
“Metode operasi BPH secara konvensional selama ini memiliki resiko yang lebih tinggi, proses penyembuhan berkisar 4 – 6 Minggu, berkemungkinan operasi ulang dan dapat menyebabkan kematian, akan tetap jika dilakukan oleh dr specialist urologi resiko yang dihadapi relativ lebih rendah,” ujarnya. (anz)
There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment