Garis Pantai Terpanjang Kedua Dunia, Kenapa Indonesia Masih Impor Ikan ?
ARTIKEL
Ditulis Oleh : Galang Madya Putra mahasiswa Polstat STIS Jakarta
Indonesia merupakan negara maritim dengan dua per tiga luas wilayahnya merupakan wilayah perairan. Wilayah perairan Indonesia yang luas menyimpan kekayaan yang sumber daya laut yang melimpah, terutama adalah jumlah ikan yang hidup dalam wilayah perairan Indonesia. Hasil perikanan di Indonesia cukup besar, sumbangan terbesar dalam produksi perikanan di Indonesia berasal dari produksi tangkapan ikan di laut yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil ikan laut terbanyak di dunia.
Tentunya hal ini sangat dipengaruhi langsung dengan panjangnya garis pantai negara ini yang notabene berada diurutan kedua garis pantai terpanjang dunia setelah Kanada. Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki garis pantai sepanjang 54.716 km.
Kondisi geografis yang strategis menjadi penyokong utama Indonesia menjadi salah satu yang terdepan Selain itu, juga dipengaruhi oleh banyaknya rumah tangga perikanan tangkap serta jumlah perahu/kapal yang beroperasi di perairan Indonesia. Jumlah dari kedua variabel ini cenderung naik turun selama 10 tahun terakhir sesuai data terbaru BPS pada 2016 yang lalu. Namun ini tidak mengubah status Indonesia sebagai salah satu penghasil tangkapan ikan laut terbanyak di dunia.
Akan tetapi, hal ini sangat jauh berkebalikan dengan kuantitas impor ikan laut dari negara-negara tetangga. Hal ini sempat dipertanyakan oleh Menteri Keuangan Kabinet Kerja, Ibu Sri Mulyani pada 2018 lalu, “70% wilayahnya lautan, kok Indonesia impor ikan ?”, ungkap beliau. Tentu hal ini berpengaruh secara langsung terhadap kesejahteraan masyarakat di daerah pesisir. Ini yang menjadi salah satu persoalan utama di negeri ini. Belum lagi kontribusi kegiatan ekonomi di sektor kelautan masih relatif kecil dibanding dengan potensi dan sumber daya yang sedemikian besar, pencapaian hasil pembangunan yang berbasis kelautan masih jauh dari kata optimal.
Belum optimalnya pencapaian ini sebagian besar disebabkan masih banyaknya penangkapan-penangkapan ikan yang tidak resmi (illegal), tidak adanya laporan (unreported) dan tidak mengikuti regulasi yang ada (unregulated). Dua variabel utama tersebut akan membawa dampak langsung terhadap kesejahteraan bagi para nelayan dan pelaku industri perikanan lainnya belum membaik juga. Sehingga banyak para nelayan dan pelaku industri perikanan lainnya yang merasa dirugikan, padahal sumber daya alam sudah mendukung penuh yang diimbangi dengan kerja keras mereka, namun timbal balik yang mereka dapatkan belum bisa mencapai kata sepadan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya partisipasi yang optimal antara kedua belah pihak yakni para nelayan sebagai pengelolah di lapangan dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Masih banyak kebijakan kebijakan pemerintah yang dirasa kurang menguntungkan bagi para nelayan. Meskipun upaya penenggelaman kapal asing yang melakukan pencurian sudah bisa dibilang optimal, tapi masih ada juga beberapa pencurian ikan yang masih lepas dari pengawasan.
Dari alasan tersebut, pemerintah terlalu fokus dalam hal penenggalaman kapal asing sehingga ada hal yang sedikit terabaikan yaitu praktik pengelolahan perikanan dan kelautan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Kedua hal ini harusnya berjalan secara seimbang demi mewujudkan kemajuan sektor perikanan dan kelautan.
Selain itu juga, salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan bisa diaplikasikan pada program program pembinaan antara lain pemahaman menyeluruh tentang setiap persoalan terutama yang berhubungan dengan kemiskinan pada nelayan; pendekatan sosial yang tepat, efektif dan efisien; pemanfaatan daya dukung dan sumber daya lingkungan; pengembangan mata pencaharian alternatif; dan masih banyak lagi tentunya.(*)









There are no comments at the moment, do you want to add one?
Write a comment