Viva Sumsel

 Breaking News

Berguru Konsep Marketing Kreatif untuk Kemajuan Wisata Palembang

Berguru Konsep Marketing Kreatif untuk Kemajuan Wisata Palembang
Februari 27
00:34 2024

VIVA SUMSEL.COM, BANDUNG – Melancong ke Kota Kembang belumlah lengkap jika tak mengunjungi objek wisata Floating Market. Objek wisata ini terletak di Jalan Grand Hotel Nomor 33 E Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Begitu masuk ke area objek wisata ini, suasana ikonik begitu terasa. Pertama kali yang terlihat adalah hamaparan danau luas yang dipenuhi perahu layaknya pasar terapung.

Selain itu juga ada beberapa wahana lain yang dapat dinikmati pengunjung seperti playground, trampolin, becak mini dan masih banyak lagi.

Tak hanya itu, tempat ini juga menyediakan variasi wahana lain, sebut saja seperti perahu gowes hingga bangunan bergaya jepang yang cocok sebagai spot poto ataupun swapoto lengkap dengan kostum ala negeri sakura.

Ada satu yang menjadi ciri khas jika bertransaksi disini yaitu tidak menggunakan uang tunai. Pengunjung diwajibkan memakai koin jika ingin bertransaksi.

Untuk nominal uang Rp 5.000 senilai dengan satu koin berwarna kuning, Rp 10.000 koin berwarna biru, Rp 50.000 koin berwarna pink, dan Rp 100.000 senilai satu koin berwarna jingga.

Sementara, untuk tiket masuk pengunjung dikenakan Rp 35 ribu per orang dengan suguhan awal berupa welcome drink dan rainbow garden. Adapun jam operasionalnya adalah mulai pukul 09.00 wib hingga pukul 18.00 wib.

Wartawan Ekonomi dan Bisnis Sumsel (WEBS) berkesempatan mengunjungi langsung dan bertemu dengan owner Floating Market, Perry Tristianto, Rabu (22/02/2024).

Banyak yang terungkap dalam perbincangan hangat ini, mulai dari sejarah cikal bakal objek wisata yang saat ini ditekuninya termasuk cara mengelolanya hingga masukan dan saran bagaimana pengembangan suatu objek wisata yang nantinya bisa diterapkan di kota Palembang.

Menurut Perry, suatu objek wisata akan berkembang maju jika yang dijual adalah kekhasan daerah, seperti Palembang yang identik dengan Sungai Musi dan kuliner pempek.

“Jadi yang mesti dilakukan sih sebenarnya simpel saja, bagaimana mengemas ciri khas wisata Palembang semenarik mungkin, sebab menurut saya objek wisata disana juga sebetulnya tidak kalah jika kita bandingkan dengan Bandung,”ucapnya.

Ia melihat sekarang sudah terjadi fenomena pergeseran yaitu dimana kalu dulu mobilitas orang berwisata dari barat ke timur tapi sekarang sebaliknya dari timur ke barat, artinya kalau dulu banyak orang-orang lebih cenderung berwisata ke Bali,Lombok, Jogja namun sudah bergeser ke barat termasuk ke Kota Palembang.

“Nah ini peluang, Palembang harus mampu menjual ke khas san daerahnya tapi ingat, harus didukung dengan konsep marketing kreatif, Konsep seperti inilah sebetulnya yang dibutuhkan UMKM dibidang pariwisata dan tentu saja dibutuhkan support dari pemerintah daerah setempat,”imbuhnya.

Priia kelahiran Bandung, 22 Febuari 1960 ini mengatakan pelaku UMKM mesti mampu menciptakan kreatifitas dan membaca pasar, misalkan banyak wisatawan datang dari daerah lain mereka pasti mencari kuliner khas daerah yang dikunjungi nah UMKM setempat mesti jeli melihat peluang ini, Gunakan konsep yang menarik dan tidak monoton.

“Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memperhatikan bahasa google dengan demikian akan banyak lagi orang tau apa yang kita jual dari konsep pemasaran wisata yang kita kelola. Ini salah satu rahasia saya yang sudah saya terapkan pada marketing floating,”Ungkap lulusan Stamford College, Singapura, jurusan adminitrasi ini.

Menurutnya menjalankan konsep marketing tak hanya sekedar pelatihan saja yang namun diperlukan pembelajaran langsung dengan mengunjugi UMKM yang sukses.

Banyak wisatawan datang dari daerah lain mereka pasti mencari kuliner khas daerah yang dikunjungi maka dari itu UMKM setempat mesti jeli melihat peluang ini.

Perry yang berkecimpung pada usaha wisata floating market sejak tahun 2012 berpendapat point terbesar keberhasilan pengelolaan objek wisata adalah 60 persen terletak pada kultur, 35 persen ada di infrastruktur sedangkan 5 persen kreatifitas manajerial.

“Palembang sudah oke, LRT ada, kampung makanan khas pempek ada, moda transportasi sudah terintegrasi, tinggal imajinasi kita menuangkan konsep marketing kreatif, meskipun pengunjung baru pertamakali ke Palembang mereka pasti penasaran jika strategi promosi kita berjalan dengan baik,”paparnya.

Menutup ceritanya, Perry merasa senang dengan kedatangan para rombongan WEBS, Ia berharap pengetahuan yang dibagikannya bisa menambah wawasan bagi semua orang.

“Saya senang berbincang dengan insan pers, usaha saya ini dulunya juga sering di ekspos oleh banyak media, selamat menikmati floating market,”tuturnya

Perry adalah pemilik dari beberapa tempat wisata kenamaan di kota Bandung, yakni De Ranch, Farm House, dan Floating Market.

Ia juga disebut sebagai “Raja Factory Outlet” (FO). Factory Outlet sendiri menjual pakaian berkualitas ekspor dengan berbagai macam merek. Perry memiliki 27 Factory Outlet pada tahun 2018 yang beberapa ada di Jalan Sukajadi, Jalan Riau, dan Jalan Dago di Kota Bandung yang di mana setiap FO bisa meraup omzet hingga miliaran rupiah dalam sebulan.

 

Editor Muhardi Aanz

About Author

redaksi Viva Sumsel

redaksi Viva Sumsel

Related Articles

Email Subcribers

Loading

MEDIA PATHNER

BANNER PARTNERSHIP

Kalender

Februari 2024
S S R K J S M
« Jan   Mar »
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
26272829  

Banner PARTNERSHIP

Karir Pad Widget