Kenapa Nasi Padang yang Dibungkus Porsinya Lebih Banyak ? Ini Jawabanya
VIVA SUMSEL.COM, JAKARTA – Makan nasi Padang di tempat dan dibungkus punya perbedaan mencolok dari segi porsi. Umumnya nasi Padang yang dibungkus memiliki porsi yang lebih banyak, padahal harganya sama. Kenapa ya?
Nasi Padang seolah jadi jawaban tepat ketika sedang bingung makan apa, tapi ingin makanan yang nikmat dan mengenyangkan. Paduan nasi hangat dengan siraman sayur gulai dan aneka lauk pun terdengar menggugah selera.
Di warung nasi Padang, kamu bisa menemukan lauk ayam goreng, ikan bakar, gulai gajebo, telur balado, dendeng balado, rendang, peyek udang, telur dadar, perkedel, dan banyak lainnya. Nasi Padang ini bisa dinikmati langsung di tempat atau dibungkus dibawa pulang.
Uniknya, nasi Padang yang dibungkus kerap mencuri perhatian pelanggan karena porsinya yang besar. Isian nasi, sayur, dan lauknya juga begitu banyak, padahal harga yang dipatok sama atau bahkan lebih murah jika dibanding nasi Padang yang dimakan di tempat.
Hal ini pernah jadi topik pembicaraan dua ilmuwan, Harry Nazarudin dan Irvan Karta. Mereka coba membeli nasi Padang dibungkus dengan lauk dan sayur dipisah serta digabung dalam bungkusan yang sama.
Lalu mereka juga beli nasi Padang dengan lauk sama, tapi makan di tempat. Harganya ternyata bervariasi. Namun mereka menemukan jika ingin murah dan kenyang, beli nasi Padang bungkus dengan lauk digabung.
Mengenai porsi nasi Padang bungkus lebih banyak, Jono, pemilik Rumah Makan Sinar Padang di Medan pernah mengungkap alasannya pada detiksumut (9/12/2022).
Agar bisa dimakan bersama keluarga
Joko mengaku porsi nasi memang lebih banyak jika dibungkus dibanding makan di tempat. “Kalau makan di tempat kan satu centong diletakkan di satu piring. Nah, kalau dibawa pulang itu bisa sampai dua centong nasinya,” ungkap Joko.
Lanjut Joko, dengan porsi yang cukup banyak, biasanya pembeli dapat makan bersama keluarga.
“Biasanya kalau bawa pulang itu kan bisa ramai-ramai dinikmati. Yang minta tambah kuahnya agak banyak, nanti di rumah mereka bisa tinggal tambah nasi aja,” ujarnya.
Dikatakan Joko, pembeli nasi Padang bungkus mendominasi dibanding pembeli dengan makan di tempat.
“70 persen banding 30 persen lah, lebih banyak yang dibungkus karena lebih banyak kan,” kata Joko.
Lebih banyak porsinya, lebih bagus tampilannya
Alasan lain nasi Padang bungkus porsinya lebih banyak adalah karena inisiatif penjual sendiri. Dalam sebuah wawancara, pakar kuliner Minang, Reno Andam Suri mengatakan, biasanya penjual nasi Padang mempertimbangkan estetika bungkusan nasi Padang.
Jika nasi Padang porsinya lebih banyak, maka tampilannya terlihat lebih padat dan bagus. Selain itu, biasanya setiap penjual nasi Padang punya patokan porsi nasi untuk dibungkus.
Ada patokan jumlah centong nasi yang diberikan untuk nasi Padang bungkus. Biasanya praktik ini jamak dilakukan oleh warung nasi Padang di Jakarta.
Ada bonus sayuran juga
Selain porsi nasinya yang memang lebih banyak, porsi nasi Padang bungkus lebih besar juga karena bonus sayuran yang diberikan. Ini karena pertimbangan santapan bakal nikmat ketika nasi yang banyak, dibarengi dengan lauk dan sayur yang banyak pula.
Jenis sayuran yang ditambahkan biasanya berupa sayur nangka dan daun singkong rebus. Tak lupa berbagai kuah dan sambal.
Melestarikan sejarah
Siapa sangka praktik membungkus nasi lebih banyak untuk nasi Padang bungkus juga berkaitan dengan upaya melestarikan sejarah turun-temurun.
Orang Minang ingin mempertahankan dan mewarisi nilai-nilai luhur semangat berbagi dan penghargaan pada sesama. Salah satunya dengan memberikan porsi makanan yang lebih banyak.
Ada juga yang mengatakan praktik ini berkaitan dengan kondisi krisis ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia. Masyarakat tertentu ada yang kesulitan untuk makan.
Guna mengatasinya, para penjual nasi Padang akhirnya sepakat menambahkan porsi nasi Padang yang dibungkus.
Penjual berpikir, nasi Padang itu tak hanya dimakan untuk diri sendiri, tapi juga bersama keluarga, seperti yang diungkap konten kreator Gerald Vincent. (Detikfood)